Lumajang, – Pembangunan Jembatan Curah Maling dan Curah Kebo di Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, hampir selesai.
Proyek ini memanfaatkan teknologi jembatan bailey, rangka baja pra-fabrikasi yang portabel dan bisa dibongkar pasang, untuk mempercepat proses rekonstruksi setelah jembatan lama putus akibat hujan deras, banjir, dan longsor pada 19 September 2025.
Putusnya jembatan tersebut sempat mengganggu konektivitas antar kecamatan dan berdampak langsung pada mobilitas warga serta distribusi barang dan jasa. Untuk itu, pemerintah daerah memutuskan membangun ulang jembatan dengan metode yang lebih cepat, efisien, dan tetap aman secara struktural. Hingga 10 Desember 2025, progres pembangunan telah mencapai 78,27 persen.
Pekerjaan saat ini fokus pada penyelesaian fondasi dan beronjong-beronjong, tahap penting sebelum pemasangan rangka baja.
Gubernur Jawa Timur, Indar Parawansa, meninjau langsung lokasi pembangunan pada 12 Desember 2025. Ia memastikan proses berjalan sesuai rencana dan menargetkan jembatan siap digunakan pada 31 Desember 2025.
“Insya Allah, setelah rangka baja dipasang, jembatan ini dapat segera digunakan, dan konektivitas masyarakat di sektor ekonomi, distribusi barang, jasa, dan pendidikan kembali lancar,” kata Khofifah, Jumat (12/12/2025).
Menurutnya, penerapan jembatan bailey menjadi solusi cepat pasca-bencana alam, sekaligus menunjukkan bagaimana teknologi konstruksi modern dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan mobilitas masyarakat di wilayah terdampak.
“Lalu ini kan atasnya beli, beli itu kita pesan jadi, jadi yang biasanya butuh waktu itu fondasinya. Kemudian beronjong-beronjongnya. Jika kalian lihat, yang tadi itu beronjongnya kurang sedikit, lalu ini fondasinya selesai,” katanya.
Tinggalkan Balasan