Lumajang, – Setelah tiga hari tidak bisa bersekolah akibat terisolasi banjir lahar Gunung Semeru, puluhan siswa SDN Jugosari 3 di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, akhirnya bisa kembali ke sekolah.
Namun, perjalanan mereka tak biasa anak-anak ini harus menyebrang sungai dengan bantuan ekskavator.
Dusun Sumberlangsep, tempat tinggal para siswa tersebut, telah terisolasi selama lima hari terakhir akibat jembatan limpas yang menjadi satu-satunya akses keluar masuk dusun tertutup material vulkanik.
Sungai Regoyo yang memisahkan Dusun Sumberlangsep dan Dusun Sumberkajar meluap setelah diguyur hujan deras yang membawa lahar dari Gunung Semeru.
Selama tiga hari pertama, anak-anak tidak bisa berangkat ke sekolah karena derasnya aliran lahar membuat akses benar-benar tertutup dan berbahaya untuk dilalui.
Baca juga: Yang Tak Terdata Justru Paling Membutuhkan: Bupati Lumajang Dorong Pendataan Lapangan
Pagi tadi, Sabtu (2/8/25), beberapa orang tua terpaksa menggendong anak-anak mereka melintasi sungai yang masih menyisakan aliran deras, demi menunaikan hak pendidikan.
Namun saat waktu pulang tiba, para siswa justru disebrangkan menggunakan ekskavator milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas yang sedang melakukan proses normalisasi Sungai Regoyo.
Anak-anak tampak antusias naik ke alat berat tersebut, baik di bagian bucket maupun kemudi, untuk bisa menyeberangi sungai dengan aman.
Baca juga: Bupati Lumajang Beri Semangat PSIL U-17 Jelang Laga 8 Besar Piala Soeratin
“Senang, seru naik ekskavator. Enak, tidak basah,” kata Fatmawati, salah satu siswi SDN Jugosari 3 dengan senyum lebar.
Sofi, siswa lainnya, mengaku tidak merasa takut meskipun pertama kali naik ekskavator. “Tidak takut, ibu nunggu di sana,” ujarnya sambil menunjuk ke arah seberang sungai tempat ibunya menjemput.
Petugas BBWS Brantas, Nur Afandi, menjelaskan bantuan tersebut diberikan secara spontan karena bertepatan dengan kegiatan normalisasi sungai yang sedang berlangsung.
“Tim sedang melakukan normalisasi Sungai Regoyo, lalu melihat anak-anak yang pulang sekolah kesulitan menyeberang. Jadi sekalian kami bantu antar mereka sampai ke seberang,” jelas Nur Afandi.
Tinggalkan Balasan