Lensa Warta – Pemerintah Kabupaten Lumajang terus mendorong pembentukan budaya peduli lingkungan di dunia pendidikan melalui Program Sekolah Adiwiyata. Komitmen ini terlihat dalam kegiatan sosialisasi perpanjangan status Sekolah Adiwiyata yang digelar oleh Tim Pembina Adiwiyata. Tim ini melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Lumajang.
Kegiatan sosialisasi berlangsung secara daring dari Ruang Air DLH Lumajang, Rabu (30/4/2025). Perwakilan sekolah Adiwiyata dari berbagai wilayah di Lumajang mengikuti kegiatan ini. Kepala DLH, Hertutik, membuka acara secara resmi.
Dalam sambutannya, Hertutik menyampaikan bahwa status Adiwiyata bukan sekadar gelar. Ia menekankan bahwa keberlanjutan program ini harus mencerminkan semangat nyata membentuk generasi peduli lingkungan.
“Kami ingin sekolah tidak hanya bersih dan hijau, tapi juga menghidupkan kesadaran lingkungan lewat tindakan. Status Adiwiyata menjadi bagian dari evaluasi konsistensi dan inovasi,” ujar Hertutik.
Baca Juga : Menumbuhkan Toleransi di Sekolah, Membangun Fondasi Keharmonisan Sejak Dini
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan menyamakan persepsi dan meningkatkan pemahaman teknis mengenai prosedur perpanjangan status Adiwiyata. Proses tersebut mencakup level kabupaten, provinsi, nasional, hingga tingkat Mandiri.
Program Adiwiyata telah membuktikan dampak nyatanya. Sekolah yang tergabung dalam program ini secara aktif menerapkan kurikulum berbasis lingkungan, membiasakan kegiatan ramah alam, dan mengelola fasilitas secara berkelanjutan.
Oleh karena itu, Pemkab Lumajang ingin menjadikan sekolah Adiwiyata sebagai contoh nyata integrasi nilai-nilai ekologis ke dalam sistem pembelajaran. Tujuan akhirnya adalah membentuk karakter pelajar yang tidak hanya cerdas, tetapi juga cinta lingkungan.
Lebih jauh lagi, perpanjangan status bukan sekadar mempertahankan posisi. Pemerintah mendorong sekolah untuk terus berkembang dan menginspirasi sekolah lain agar mengikuti jejak serupa. Dengan memperluas pengaruh, program ini bisa membentuk ekosistem pendidikan yang lebih peduli terhadap isu lingkungan.
Sinergi antara DLH, Dispendikbud, dan sekolah menjadi kunci keberhasilan program ini. Kolaborasi lintas sektor tersebut membuka jalan bagi terwujudnya generasi yang tak hanya berprestasi, tetapi juga berwawasan ekologis dan bertanggung jawab terhadap masa depan bumi.
Tinggalkan Balasan