Imbas Pemutakhiran DTSEN, Ribuan Peserta PBIJK di Lumajang Dinonaktifkan - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Nasional · 7 Jul 2025 12:27 WIB ·

Imbas Pemutakhiran DTSEN, Ribuan Peserta PBIJK di Lumajang Dinonaktifkan


 Imbas Pemutakhiran DTSEN, Ribuan Peserta PBIJK di Lumajang Dinonaktifkan Perbesar

Lumajang, – Sebanyak 22.450 warga Kabupaten Lumajang kehilangan akses terhadap layanan BPJS Kesehatan kategori Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBIJK).

Penonaktifan ini merupakan dampak langsung dari pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Nasional (DTSEN) yang dilakukan oleh Kementerian Sosial sejak awal Juni 2025.

Langkah ini dilakukan untuk menyaring peserta PBIJK berdasarkan kondisi sosial ekonomi terkini.

Mereka yang tidak lagi masuk dalam daftar DTSEN atau dikategorikan dalam desil 6–10 (kelompok ekonomi menengah ke atas) dianggap tidak memenuhi syarat untuk menerima bantuan iuran BPJS dari pemerintah.

“Total peserta PBIJK sebelumnya mencapai 448.207 orang. Setelah pemutakhiran, tersisa 425.757 peserta aktif,” ujar Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos-P3A Lumajang, Agni Asmara Megatrah, Senin (7/7/25).

Menurut Agni, sebagian besar peserta yang dinonaktifkan tidak lagi tercatat dalam DTSEN atau dianggap telah memiliki kemampuan ekonomi yang memadai. Akibatnya, mereka tidak bisa lagi mengakses layanan BPJS secara gratis.

Guna menanggapi hal ini, Dinsos Lumajang telah mengirimkan surat edaran ke seluruh kecamatan agar informasi penonaktifan ini segera disampaikan hingga tingkat desa. Agni menegaskan, warga yang merasa masih tidak mampu dan benar-benar membutuhkan layanan BPJS dapat mengajukan proses reaktivasi.

Namun, reaktivasi ini hanya diperuntukkan bagi warga yang memenuhi kriteria khusus, seperti penderita penyakit kronis atau benar-benar tidak mampu secara ekonomi. Proses pengajuan harus dilakukan melalui Dinas Sosial dan disertai surat keterangan tidak mampu serta surat pengajuan reaktivasi.

“Proses ini tidak bisa langsung selesai. Sampai saat ini, baru 73 orang yang mengajukan, dan verifikasinya bisa memakan waktu dari satu minggu hingga tiga bulan karena wewenangnya berada di pusat, bukan daerah,” jelas Agni.

Penonaktifan ini menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat. Tidak sedikit warga yang baru menyadari kepesertaannya dicabut saat mencoba mengakses layanan kesehatan. Dalam kondisi mendesak, seperti sakit berat atau perawatan rutin, mereka langsung ditolak karena status kepesertaan nonaktif.

“Kami mendorong warga untuk segera mengecek status keaktifan BPJS mereka. Jika dinonaktifkan, jangan menunggu sakit dulu baru panik. Langsung ajukan reaktivasi jika memang merasa berhak,” tambahnya.

Artikel ini telah dibaca 58 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Cegah Kepanikan Warga, Bupati Lumajang Perkuat Pengawasan SPBU Pertamina

31 Oktober 2025 - 16:24 WIB

Bupati Lumajang Sidak Dua SPBU, Pastikan Pertalite Aman dan Sesuai Standar

31 Oktober 2025 - 16:13 WIB

Pemerintah Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan

31 Oktober 2025 - 10:50 WIB

MJO dan Gelombang Rossby Sebabkan Cuaca Ekstrem di Jawa Timur, Ini Penjelasan BMKG

30 Oktober 2025 - 12:41 WIB

Pemuda Pancasila Nyatakan Siap Dukung Pemerintahan Prabowo, Kawal Asta Cita untuk Kesejahteraan Rakyat

29 Oktober 2025 - 20:08 WIB

KA Blambangan dan Pandalungan Terlambat Akibat Genangan Air, KAI Jember Beri Kompensasi

29 Oktober 2025 - 12:31 WIB

Trending di Nasional