Surabaya, – Aksi unjuk rasa buruh yang berlangsung di Surabaya, Kamis (28/8/2025), tak hanya diwarnai dengan teriakan tuntutan, tetapi juga simbol-simbol protes yang kreatif dan menyentil. Ribuan buruh yang tergabung dalam berbagai serikat pekerja, termasuk dari Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, hingga Tuban dan Jember, turun ke jalan membawa pesan perlawanan dengan cara yang unik.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah bendera Jolly Roger, lambang bajak laut dalam anime One Piece, yang dikibarkan oleh massa dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI). Dalam konteks aksi, bendera itu menjadi simbol semangat perlawanan terhadap ketidakadilan dan ketimpangan yang dirasakan buruh.
Tak kalah mencolok, seorang peserta aksi mengenakan kostum tikus berdasi, lengkap dengan segepok uang mainan dan tas bertuliskan Tikus-tikus beban rakyat 3 juta per hari.
Baca juga: Polrestabes Surabaya Ungkap 64 Kasus Curanmor, 47 Pelaku Ditangkap
Visual satir ini dimaksudkan sebagai kritik terhadap pejabat dan wakil rakyat yang dinilai menikmati fasilitas besar sementara buruh hidup dalam tekanan ekonomi.
Baca juga: KLB Campak di Lumajang: 42 Kasus Suspek, Imunisasi Rendah Jadi Sorotan
Simbol protes lainnya berupa keranda bertuliskan Matinya Moral Wakil Rakyat dan Matinya Hati Nurani Pejabat juga turut dibawa berkeliling oleh massa aksi. Simbol tersebut menjadi bentuk kekecewaan yang mendalam terhadap wakil rakyat dan elite pemerintahan yang dianggap gagal memperjuangkan hak-hak buruh.
“Hari ini kita berkumpul untuk menyaksikan ironi. Di negeri yang katanya merdeka, ternyata banyak pemerintah yang hidup bergelimang harta, sementara rakyat tercekik,” teriak salah satu orator dari atas mobil komando di frontage Jalan Ahmad Yani.
Massa yang awalnya berkumpul di depan Kejati Jatim kemudian bergerak menuju Kantor Gubernur Jawa Timur di Jalan Pahlawan. Perjalanan massa melintasi sejumlah ruas jalan utama seperti Jalan Wonokromo, Raya Darmo, Basuki Rahmat, hingga Embong Malang, menyebabkan kemacetan di beberapa titik. Lalu lintas di kawasan frontage Jalan Ahmad Yani pun sempat dialihkan.
Menurut Sekretaris PERDA KSPI Jatim, Jazuli, aksi ini merupakan bagian dari gerakan nasional buruh yang membawa enam tuntutan utama. Di antaranya adalah penghapusan sistem outsourcing (HOSTUM), penolakan upah murah, serta tuntutan kenaikan upah tahun 2026 sebesar 8,5–10,5 persen.
Selain itu, mereka juga mendesak penyelesaian kasus buruh outsourcing di PT Pradha Karya Perkasa, Mojokerto, yang dianggap belum mendapatkan keadilan.
Aksi buruh ini tidak hanya menunjukkan kekuatan massa, tetapi juga kecerdasan dalam menyampaikan pesan melalui simbol-simbol visual yang kuat dan mengena.
Tinggalkan Balasan