Wayang Kulit Wahyu Katentreman Lumajang dan Budaya - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Daerah · 8 Sep 2025 07:15 WIB ·

Gema Wahyu Katentreman: Lumajang Hidupkan Wayang Kulit sebagai Warisan Budaya dan Perekat Bangsa


 Gema Wahyu Katentreman: Lumajang Hidupkan Wayang Kulit sebagai Warisan Budaya dan Perekat Bangsa Perbesar

Wayang Kulit Kembali Hidup di Alun-Alun Lumajang

Pemerintah Kabupaten Lumajang menunjukkan komitmennya dalam melestarikan seni budaya tradisional melalui pagelaran wayang kulit “Wahyu Katentreman” di Alun-Alun Lumajang, Sabtu (6/9/2025). Ribuan warga hadir menyaksikan pertunjukan yang sarat makna tersebut.

Bunda Indah: Wayang Adalah Tuntunan, Bukan Sekadar Tontonan

Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), menegaskan bahwa wayang kulit bukan hanya hiburan, tetapi warisan budaya dunia yang membawa pesan moral dan nilai persatuan.

“Wayang kulit adalah warisan budaya yang telah diakui UNESCO. Ia adalah tuntunan, bukan sekadar tontonan. Generasi muda harus mencintai budaya ini karena di sanalah identitas bangsa bertumpu,” ujarnya.

Pesan Damai dalam Lakon Wahyu Katentreman

Lakon yang dipentaskan, “Wahyu Katentreman”, mengangkat pesan ketenteraman, persatuan, serta penolakan terhadap provokasi dan tindakan anarkis. Pesan tersebut dinilai sangat relevan di tengah dinamika sosial saat ini.

Bunda Indah juga mengingatkan masyarakat untuk menjaga harmoni daerah.
“Mari kita jaga Lumajang tetap damai dari pihak-pihak yang ingin memecah belah. Budaya adalah benteng yang menyatukan kita,” tegasnya.

Perekat Generasi dan Daya Tarik Pariwisata

Pagelaran wayang kulit ini tidak hanya menjadi sarana pelestarian budaya, tetapi juga ruang strategis memperkuat kebersamaan lintas generasi. Anak-anak muda memperoleh pendidikan karakter dari kisah pewayangan, sementara masyarakat luas diajak merenungkan pentingnya hidup rukun dan tenteram.

Selain itu, acara ini memberikan dampak positif pada sektor pariwisata budaya Lumajang. Kehadiran ribuan penonton di Alun-Alun membuktikan bahwa seni tradisi masih relevan, diminati, dan mampu menjadi magnet sosial di era modern.

Budaya Sebagai Pilar Masa Depan

Dari panggung Alun-Alun Lumajang, gema Wahyu Katentreman mengingatkan bangsa bahwa budaya bukan hanya peninggalan masa lalu, melainkan pilar untuk membangun masa depan yang damai, beradab, dan penuh persatuan.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Temuan Hidrogen Peroksida di Lokasi Pengolahan Limbah Tambang Emas Picu Kekhawatiran Warga

17 November 2025 - 16:00 WIB

Pengelolahan Tambang Emas di Lumajang Tak Kantongi Izin

17 November 2025 - 15:55 WIB

Limbah Tambang Emas Resahkan Warga Pasirian Lumajang

17 November 2025 - 15:47 WIB

Ini 9 Pelanggaran yang Diburu dalam Operasi Zebra Semeru 2025

17 November 2025 - 15:33 WIB

Angka Kemiskinan Lumajang 2025 Turun Jadi 8,60 Persen, Terendah dalam Lima Tahun

16 November 2025 - 10:04 WIB

Geobag dan Geotek Jadi Andalan di Perbaikan Darurat Tanggul Regoyo

15 November 2025 - 13:42 WIB

Trending di Daerah