Kondisi Kritis, Santri Korban Keracunan HCL di Lumajang, Biaya Perawatan Rp 1 Juta Per Hari - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Turis Cina Cedera di Tumpak Sewu, diurut Sangkal Putung Lumajang Cuaca Ekstrem Ancam Jawa Tengah & Jawa Timur, Waspada Hujan Lebat 15–18 September 2025 Pundungsari Park Hadirkan Wahana Baru, Liburan Keluarga Kini Lebih Seru dan Terjangkau Program MBG Lumajang: Dari Pasrujambe, Suapan Bergizi Lahirkan Harapan Generasi Emas Pemkab Lumajang Segarkan Motor Dinas Desa, Layanan Publik Lebih Cepat

Kesehatan dan Olah Raga · 30 Sep 2025 12:48 WIB ·

Kondisi Kritis, Santri Korban Keracunan HCL di Lumajang, Biaya Perawatan Rp 1 Juta Per Hari


 Kondisi Kritis, Santri Korban Keracunan HCL di Lumajang, Biaya Perawatan Rp 1 Juta Per Hari Perbesar

Lumajang, – Seorang santri di Kabupaten Lumajang, Dewangga Eza Naufal Al Yusen (13), kini tengah berjuang melawan kondisi kritis setelah mengalami keracunan cairan air keras jenis HCL (asam klorida).

Insiden tragis itu terjadi pada 10 Juli 2025 di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Tempeh, tempat Dewangga menuntut ilmu.

Akibat kejadian tersebut, organ pencernaan Dewangga mengalami luka serius dan permanen. Saat ini, ia tidak bisa lagi mencerna makanan seperti biasa dan hanya mampu bertahan hidup dengan mengonsumsi susu medis khusus sesuai anjuran dokter.

Baca juga: ASN Lumajang Harus Pahami Visi Kepala Daerah 

“Setelah kejadian, anak saya langsung muntah dan kondisinya terus memburuk. Ternyata dia meminum cairan HCL yang ditaruh ke dalam botol minuman oleh temannya,” kata Ratna Purwari (38), ibu Dewangga, Selasa (30/9/25).

Baca juga: Tujuh Rumah Terbakar di Jember, Kerugian Capai Rp250 Juta

Kronologi kejadian bermula saat seorang santri mengambil cairan dari gudang pondok yang berisi bahan bangunan, termasuk cairan HCL.

Cairan berbahaya itu lalu dituangkan ke dalam botol minuman kemasan dan diberikan kepada beberapa temannya, termasuk Dewangga. Dari tiga korban, hanya Dewangga yang mengalami dampak paling parah.

Berat badan Dewangga kini menyusut drastis hingga tinggal 24 kilogram. Selain harus menjalani pengobatan jangka panjang, Dewangga juga membutuhkan asupan susu khusus bernutrisi tinggi dan obat-obatan dengan biaya yang sangat tinggi.

“Biaya untuk susu dan pengobatan sekitar Rp 1 juta per hari, dan itu di luar tanggungan BPJS. Kami tidak bisa menanggung sendiri, jadi keluarga dan pesantren sepakat melakukan penggalangan dana,” kata Ahmad Syaifudin Amin, Dewan Pengasuh Pondok Pesantren.

Artikel ini telah dibaca 30 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tersembunyi di Dapur, Garam Tanpa Yodium Masih Beredar di Pasar Lumajang

25 September 2025 - 12:00 WIB

Temuan 9 Kasus Campak, Dinkes Kota Malang Langsung Lakukan Pelacakan dan Survei Lokasi

16 September 2025 - 15:18 WIB

Muskab ESI Lumajang 2025, Menata Ulang Fondasi Organisasi Menuju Prestasi Dunia

14 September 2025 - 17:09 WIB

Hadapi Tantangan Imunisasi, Jember Siapkan Rp400 Miliar untuk Kesehatan

3 September 2025 - 19:41 WIB

Hadapi Tantangan Imunisasi, Jember Siapkan Rp400 Miliar untuk Kesehatan

3 September 2025 - 19:37 WIB

KLB Campak di Lumajang: 42 Kasus Suspek, Imunisasi Rendah Jadi Sorotan

28 Agustus 2025 - 11:30 WIB

KLB Campak di Lumajang
Trending di Daerah