Malang, – Capaian 136 medali emas oleh kontingen Kota Malang di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025 memang patut diapresiasi. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari raihan 74 emas yang diperoleh pada edisi sebelumnya, Porprov 2023. Namun, keberhasilan itu belum cukup memuaskan target awal KONI Kota Malang yang menargetkan 162 emas.
Di balik prestasi tersebut, muncul sorotan tajam dari DPRD Kota Malang, terutama terkait besarnya dana yang telah dikucurkan untuk pelaksanaan Porprov. Tak tanggung-tanggung, anggaran yang dialokasikan dari APBD mencapai Rp64 miliar.
Sekretaris Komisi D DPRD Kota Malang, Suryadi, menyatakan pihaknya akan segera menggelar rapat kerja bersama Pemkot dan KONI untuk melakukan evaluasi menyeluruh.
“Anggaran yang kami kucurkan tidak sedikit, mencapai Rp 64 miliar. Maka, sudah sewajarnya ada pertanggungjawaban dan evaluasi menyeluruh, baik dari sisi prestasi, penggunaan dana, hingga dampaknya bagi masyarakat,” tegasnya, Minggu (6/7/25).
Suryadi menegaskan bahwa peningkatan jumlah medali saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan pemenuhan target dan pemerataan dampak. Terlebih, DPRD ingin melihat apakah investasi besar ini memberi manfaat jangka panjang bagi pembinaan olahraga di Kota Malang.
“Kami ingin tahu apakah dana tersebut benar-benar menyentuh pembinaan atlet, peningkatan sarana-prasarana, atau justru habis di sisi operasional,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua KONI Kota Malang Djoni Sudjatmoko mengakui bahwa target 162 emas belum tercapai. Namun, ia tetap bangga dengan pencapaian atlet-atlet Kota Malang yang bisa meraih posisi runner-up dalam klasemen akhir Porprov 2025.
“Kalau mengejar Surabaya memang sangat sulit. Tapi kami sudah mencapai target minimal, yakni posisi dua. Dan raihan 136 emas itu bahkan sudah melampaui Porprov 2023 sejak awal Juli,” kata Djoni.
Meski demikian, Djoni tidak menampik pentingnya evaluasi. Ia menyatakan KONI siap mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran, sekaligus menjadikan Porprov 2025 sebagai bahan perbaikan menjelang ajang-ajang olahraga selanjutnya.
Lebih lanjut, DPRD juga meminta agar Pemkot Malang dan KONI merancang program pembinaan yang lebih berkelanjutan. Suryadi menekankan pentingnya menjadikan Porprov bukan hanya sebagai ajang prestise sesaat, tapi juga sebagai momentum untuk memperbaiki sistem pembinaan atlet sejak usia dini.
“Kami ingin ada legacy dari anggaran ini. Bukan hanya soal jumlah medali, tapi bagaimana olahraga di Kota Malang berkembang secara jangka panjang,” tutupnya.
Tinggalkan Balasan