Lumajang, – Fenomena El Nino yang sedang mengancam Indonesia disebut menyerupai kondisi badai Seroja yang pernah melanda beberapa wilayah di masa lalu.
Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Isnugroho, menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat karena potensi cuaca ekstrem diperkirakan meningkat sejak November 2025 hingga Maret 2026.
Menurut Isnugroho, kondisi ini muncul akibat peningkatan suhu permukaan laut di wilayah Laut Jawa dan Samudra Hindia, yang memicu ketidakseimbangan pola cuaca.
Baca juga:Bau Belerang Tercium di Banjir Lumajang, BPBD Waspadai Aktivitas Gunung Semeru
“Kalau kita lihat data BMKG, suhu laut yang naik ini bisa menyebabkan El Nino yang dampaknya serupa dengan peristiwa Seroja. Itu sebabnya kami perlu mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada,” katanya, Kamis (6/10/2025).
Ia menambahkan, Indonesia saat ini berada dalam status Siaga 1 sebagaimana diumumkan oleh BMKG. Status ini mencakup wilayah dari Lampung hingga Jawa Timur, termasuk Kabupaten Lumajang.
Baca juga:Banjir Lumajang, Kepala Desa Minta Bantuan Alat Berat untuk Atasi Luapan Air
BPBD Lumajang kini tengah menyiapkan langkah mitigasi, seperti pemetaan wilayah rawan, peningkatan kesiapan posko siaga bencana, serta sosialisasi kepada masyarakat. Isnugroho juga mengingatkan agar masyarakat tidak mengabaikan tanda-tanda perubahan cuaca ekstrem.
“Kami tidak ingin masyarakat panik, tapi kami minta semua pihak untuk lebih siap. Kita tidak tahu kapan fenomena ini memuncak, jadi lebih baik bersiap sejak dini,” jelasnya.
Lebih lanjut, Isnugroho menegaskan pentingnya koordinasi lintas sektor antara pemerintah daerah, aparat desa, dan kelompok masyarakat dalam menghadapi ancaman El Nino.
“Kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Semua pihak punya peran agar dampak yang mungkin muncul dapat diminimalkan,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan