Ketua KKN Sidorejo: Penarikan Massal Bukan Solusi, Lebih Baik Perkuat Kolaborasi dengan Desa - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Sering Makan Mie Instan 3 Kali Seminggu? Ini Fakta Mengejutkan Risiko Serangan Jantung Semarak Lomba Baris Berbaris Pelajar SD & SMP Warnai HUT RI ke-80 di Lumajang Ide Jualan Kekinian yang Belum Ada di Lumajang: Chicken Salted Egg Rice Bowl, Peluang Cuan Menjanjikan! Buka Kreativitasmu: Membuat Foto Eksposur Ganda yang Menakjubkan dengan AI Inilah 5 Daerah dengan Kriminalitas Tertinggi di Jatim, Lumajang Nomor Berapa?

Pendidikan · 12 Agu 2025 16:13 WIB ·

Ketua KKN Sidorejo: Penarikan Massal Bukan Solusi, Lebih Baik Perkuat Kolaborasi dengan Desa


 Ketua KKN Sidorejo: Penarikan Massal Bukan Solusi, Lebih Baik Perkuat Kolaborasi dengan Desa Perbesar

Lumajang, – Keputusan sejumlah perguruan tinggi yang menarik ribuan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari desa-desa di Kabupaten Lumajang akibat maraknya kasus pencurian sepeda motor (curanmor) menuai berbagai tanggapan.

Koordinator Desa KKN di Desa Sidorejo, Kecamatan Rowokangkung, Juanda Surya Aditya, menyayangkan langkah tersebut dan menilai penarikan massal bukanlah solusi yang ideal.

“Menurut saya, lebih baik saling berkolaborasi dengan desa. Tidak harus melakukan penarikan seperti itu. Masih ada solusi lain yang bisa ditempuh,” kata Juanda saat dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya, Selasa (12/8/25).

Baca juga: Polda Jatim Kerahkan Tim Jatanras Buru Curanmor di Lumajang

Juanda merupakan ketua kelompok KKN dari Sekolah Tinggi Islam Belambangan (STIB), yang saat ini masih aktif melaksanakan program KKN di Desa Sidorejo dan Nogosari.

Ia menegaskan, pihaknya tetap menjalankan kegiatan sesuai rencana, dengan memperkuat sistem keamanan bekerja sama dengan pihak desa.

“Salah satu langkah antisipasi kami adalah membentuk tim patroli malam. Mahasiswa dijadwal bergantian bersama perangkat desa, terdiri dari dua orang linmas dan dua perangkat desa,” ujarnya.

Baca juga: Ketika Desa Lain Ditinggalkan, Argosari Jadi Contoh Lokasi KKN yang Aman dan Nyaman

“Tujuannya untuk menjaga keamanan lingkungan dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” tambahnya.

Juanda menjelaskan, total ada dua kelompok mahasiswa dari STIB yang tersebar di dua desa, masing-masing beranggotakan 27 dan 28 mahasiswa.

Mereka tetap menjalankan program pemberdayaan masyarakat dengan penuh komitmen, meski berada dalam situasi yang tidak sepenuhnya kondusif.

“Dari kampus juga ada dukungan. Kami diminta menjaga sinergi dengan pihak desa dan tetap waspada. Jadi tidak dilepas begitu saja,” tambahnya.

Sementara itu, kasus curanmor yang menimpa mahasiswa KKN di desa lain seperti Alun-Alun dan Tempeh memang memicu kekhawatiran banyak pihak.

Namun Juanda menilai, selama komunikasi dan kerja sama dengan warga berjalan baik, potensi gangguan bisa diminimalkan.

“Kami tidak ingin program ini terhenti begitu saja. Banyak kegiatan yang sudah dirancang dan sudah mulai memberikan dampak ke masyarakat. Maka itu, langkah pencegahan yang terstruktur jauh lebih bermanfaat dibanding langsung menarik mahasiswa dari lokasi,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 144 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Ketika Desa Lain Ditinggalkan, Argosari Jadi Contoh Lokasi KKN yang Aman dan Nyaman

12 Agustus 2025 - 14:51 WIB

Mahasiswa KKN UGM Dorong Inovasi Pertanian dan Edukasi di Desa Argosari, Lumajang

12 Agustus 2025 - 14:34 WIB

Brigpol Addiz dan Gerobak Kopi Harapan, Meracik Cita, Menyeduh Masa Depan

11 Agustus 2025 - 14:29 WIB

Buka Kreativitasmu: Membuat Foto Eksposur Ganda yang Menakjubkan dengan AI

11 Agustus 2025 - 06:36 WIB

Universitas Lumajang dan 7 Kampus Lain Tarik Mahasiswa KKN dari Lumajang

8 Agustus 2025 - 15:48 WIB

Unej Tarik 1.070 Mahasiswa KKN dari Lumajang Usai Dua Kasus Pencurian

8 Agustus 2025 - 15:11 WIB

Trending di Daerah