Pemerintah Kabupaten Lumajang terus memperkuat ketahanan pangan lokal dengan menggencarkan program PESAT (Pekarangan Sehat). Program ini mendorong warga untuk memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sumber pangan alternatif, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasar.
Program PESAT selaras dengan kebijakan nasional tentang penguatan ketahanan pangan keluarga, sebagaimana dicanangkan Kementerian Pertanian. Presiden Prabowo Subianto juga menekankan pentingnya menanam bahan pangan sendiri sebagai langkah antisipasi terhadap krisis pangan global dan fluktuasi harga.
“Kami punya program PESAT. Semua pekarangan rumah warga harus ditanami tanaman pangan. Bisa kelor, cabai, sawi, atau apa pun yang mudah ditanam. Dengan begitu, ibu-ibu tidak perlu pusing lagi kalau harga cabai mahal di pasar,” ujar Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), saat membuka pelatihan peningkatan ekonomi di daerah rawan pangan, Gucialit, Selasa (5/8/2025).
Warga Dilatih dan Diberi Bibit
Pemerintah daerah melalui Dinas Ketahanan Pangan menyediakan pelatihan teknis dan bibit tanaman untuk mendukung program ini. Petugas juga menggandeng TPID Lumajang dan kelompok tani wanita (KWT) dalam pelaksanaan di lapangan.
Program PESAT turut mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang digagas Bank Indonesia dan TPIP. Pemkab Lumajang menargetkan implementasi program ini di seluruh desa, khususnya daerah rawan pangan dan wilayah miskin ekstrem.
“Kalau banyak keluarga menanam kebutuhan harian sendiri, pasar tidak akan terlalu terbebani. Ini sangat membantu dalam pengendalian inflasi lokal,” tegas Bunda Indah.
Dampak Ganda: Hemat, Sehat, dan Mandiri
PESAT memberikan dampak langsung dalam menekan pengeluaran rumah tangga, memperkuat ketahanan gizi, serta membuka ruang pemberdayaan bagi perempuan. Pemerintah juga menyelaraskan program ini dengan agenda sustainable food system yang tengah dikembangkan Kementerian PPN/Bappenas.
Pemkab Lumajang mengintegrasikan PESAT ke dalam gerakan PKK dan Posyandu. Di bidang pendidikan, program ini mulai dikenalkan di sekolah dan madrasah sebagai bagian dari kurikulum praktik hidup sehat.
“Kita ingin Lumajang bukan hanya indah, tapi juga tangguh dan mandiri secara pangan. Dari pekarangan rumah, kita bisa menata masa depan,” tutup Bunda Indah.
Tinggalkan Balasan