Lumajang, – Kabupaten Lumajang kembali menegaskan komitmennya dalam membangun ketahanan pangan berbasis potensi lokal.
Melalui strategi yang terintegrasi antara inovasi produk, penguatan UMKM, dan pembaruan regulasi, Lumajang tidak hanya fokus pada konsumsi sehat masyarakat, tetapi juga menjadikan pangan lokal sebagai lokomotif ekonomi baru yang siap bersaing di pasar nasional hingga global.
Hal ini disampaikan langsung oleh Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menyusul capaian membanggakan daerahnya yang meraih peringkat ke-5 nasional dalam skor Pola Pangan Harapan (PPH).
Baca juga: Jaga Stabilitas Desa, Pemkab Lumajang Gulirkan Dana Dusun Rp50 Juta per Wilayah
“Ini adalah bukti bahwa kita mampu mewujudkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, dan berbasis potensi lokal. Tapi lebih dari itu, kami ingin menunjukkan bahwa pangan lokal juga bisa jadi kekuatan ekonomi yang mendunia,” ujarnya, Senin (20/10/25).
PPH sendiri merupakan indikator penting dalam menilai kualitas dan keseimbangan konsumsi pangan masyarakat. Semakin tinggi skor PPH, semakin baik keragaman dan kualitas asupan gizi yang dikonsumsi masyarakat suatu daerah.
Baca juga: FDA AS Blokir Ekspor Cengkeh Indonesia, Pemerintah Tegaskan Pabrik Surabaya Aman
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Pemkab Lumajang kini tengah memperkuat gerakan Kembali ke Pangan Lokal (Si-Gempal).
Gerakan ini tak sekadar mengajak masyarakat mengurangi ketergantungan pada nasi, tetapi juga mendorong diversifikasi konsumsi berbasis sumber pangan lokal seperti umbi-umbian, jagung, hingga olahan pangan fungsional khas Lumajang.
“Kita ingin membiasakan masyarakat bahwa kenyang tidak harus nasi. Pangan lokal kita tidak kalah bergizi, dan jika dikembangkan, bisa menjadi produk unggulan yang bernilai jual tinggi,” ungkapnya.
Tak hanya berhenti di tingkat edukasi dan kampanye, Pemkab juga mengambil langkah konkret dengan menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD-P3BPSDL) dan menyesuaikan kebijakan daerah sesuai amanat Perpres Nomor 81 Tahun 2025 tentang Percepatan Pengembangan Pangan Lokal.
Melalui dukungan ini, pelaku UMKM di sektor pangan didorong untuk terus berinovasi menciptakan produk yang tak hanya bergizi, tetapi juga berdaya saing tinggi baik dari segi kemasan, cita rasa, hingga kelayakan ekspor.
“Kami ingin membuktikan bahwa bahan boleh lokal, tapi cita rasa bisa mendunia. Inilah cara kita menjaga ketahanan pangan sekaligus membuka peluang ekonomi baru untuk rakyat,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan