Piodalan Pura Mandhara Giri Senduro dan Ekonomi - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
CFD #4 Sukodono Permai: Persatuan Warga Jadi Cermin Nasionalisme Nyata Maulid Nabi di Lumajang: Santunan Anak Yatim dan Doa Bersama Teguhkan Persatuan Umat Wayang Kulit Hidupkan UMKM Lumajang: Dari Panggung Budaya ke Motor Ekonomi Kreatif Gema Wahyu Katentreman: Lumajang Hidupkan Wayang Kulit sebagai Warisan Budaya dan Perekat Bangsa Klub Panahan Dzunnurain Harumkan Lumajang, Raih 20 Medali di Piala Kemenpora 2025

Daerah · 13 Jul 2025 15:30 WIB ·

Piodalan di Pura Mandhara Giri: Tradisi Spiritual yang Menggerakkan Ekonomi Desa


 Piodalan di Pura Mandhara Giri: Tradisi Spiritual yang Menggerakkan Ekonomi Desa Perbesar

Dari Perayaan Sakral Menuju Gerakan Ekonomi Rakyat

Piodalan atau hari jadi Pura Mandhara Giri Semeru Agung di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, tak lagi sekadar menjadi agenda spiritual umat Hindu. Perayaan tahunan ini tumbuh menjadi ruang ekonomi inklusif yang menghidupkan denyut perekonomian warga lereng Semeru.

Ribuan umat Hindu dari berbagai penjuru Indonesia memadati kawasan pura. Dalam suasana khusyuk dan semerbak dupa, geliat ekonomi lokal tampak nyata di sepanjang jalan dan halaman pura, lewat deretan lapak UMKM yang menjual aneka produk khas Lumajang dan sekitarnya—dari keripik singkong, rengginang, ting-ting jahe, hingga kain batik dan aksesori etnik.

UMKM Lokal Menemukan Panggungnya

“Di depan pura itu ada pasar, pusat oleh-oleh UMKM. Ada yang dari Senduro sendiri, tapi juga dari luar daerah seperti Bandung dan Malang. Ini jadi kesempatan besar bagi UMKM Lumajang,” kata Wira Dharma, Pengurus Harian Pura, Minggu (13/7/2025).

Menurut Wira, perayaan Piodalan kini tidak hanya menguatkan identitas budaya dan spiritual, tetapi juga membuka ruang transaksi yang lebih luas dan inklusif. Desa kini menjadi tempat jual-beli, kolaborasi, hingga peluang investasi berbasis tradisi.

“Dulu ekonomi hanya berputar di warga sekitar. Sekarang interaksinya luas. Ini ruang pertumbuhan yang nyata,” ujarnya.

Tradisi Sebagai Motor Inklusi Ekonomi

Tradisi yang dulu dianggap seremonial kini menjadi penggerak pembangunan desa. Salah satu pelaku UMKM, Riki, yang menjual keripik dan camilan khas Senduro, mengaku kewalahan melayani pembeli.

“Ramainya luar biasa. Produk saya dibanderol Rp7.500–Rp20.000, dan semuanya habis dalam sehari semalam,” ungkapnya.

Multiplier effect pun terasa hingga ke sektor lain. Penyedia parkir, toilet umum, hingga homestay warga kebanjiran tamu dan penghasilan tambahan. Roda ekonomi desa berputar cepat seiring kedatangan ribuan peziarah.

Menuju Ekosistem Ekonomi Berbasis Budaya

Melihat potensi yang terus tumbuh, pengurus pura berharap kawasan sekitar pura dapat ditata lebih baik agar pelaku UMKM memiliki ruang pamer permanen dan infrastruktur ekonomi yang mendukung.

“Kalau diberi ruang layak, UMKM bisa naik kelas. Kita ingin dari tradisi lahir transformasi,” ujar Wira.

Pemerintah daerah didorong untuk menjadikan perayaan keagamaan seperti Piodalan sebagai bagian dari agenda pembangunan ekonomi kerakyatan. Sebab di dalamnya terjalin pola partisipasi antara pelaku usaha mikro, masyarakat adat, dan wisatawan dalam satu ekosistem.

Tradisi sebagai Modal Sosial Masa Depan

Sinergi antara pelestarian budaya dan penguatan ekonomi desa menjadi kunci menciptakan ruang hidup yang berkelanjutan. Tradisi bukanlah beban masa lalu, tetapi sumber daya sosial yang dapat diolah menjadi kekuatan ekonomi masa depan.

Perayaan Piodalan di Senduro menjadi bukti bahwa ketika desa diberi ruang dan kepercayaan, ia mampu melangkah maju tanpa meninggalkan akar budayanya. Tradisi yang dijaga dengan baik justru menjadi simpul yang mempertemukan spiritualitas dan kesejahteraan.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Mahasiswa Tuntut Reformasi Parpol, DPRD Jember: Ini Momentum Perbaikan Politik

10 September 2025 - 16:58 WIB

Wali Kota Malang Ajak RT/RW Hidupkan Kembali Siskamling

10 September 2025 - 16:43 WIB

Masih Tunggu Juknis, Kemenag Lumajang Minta Warga Tak Salah Alamat Urus Haji

10 September 2025 - 16:22 WIB

Polisi Selidiki Penyebab Kematian Sopir Truk di Kapal Penyeberangan Lombok-Banyuwangi

10 September 2025 - 13:46 WIB

Hujan Deras Picu Longsor di Piket Nol Lumajang, Waspadai Longsor Susulan

10 September 2025 - 11:03 WIB

E_TAPAK Permudah Pembayaran Pajak, Tingkatkan Transparansi Keuangan Daerah

9 September 2025 - 17:45 WIB

Trending di Daerah