Banyuwangi, – Di banyak tempat, aparatur sipil negara (ASN) identik dengan rutinitas kantor, agenda rapat, dan kendaraan pribadi yang nyaman.
Tapi di Banyuwangi, setiap hari Jumat menghadirkan pemandangan berbeda para ASN melepas setir dan memilih membonceng. Mereka naik ojek online, becak motor, hingga angkot untuk berangkat kerja.
Bukan karena transportasi dinas dicabut, melainkan sebagai bagian dari kebijakan strategis daerah mendorong pertumbuhan ekonomi sektor informal melalui interaksi langsung.
Kebijakan yang dijuluki Jumat Naik Transportasi Umum ini telah berjalan sejak awal 2024 dan secara perlahan mengubah dinamika ekonomi lokal. ASN bukan lagi sekadar pengelola kebijakan, tapi menjadi bagian dari solusi pemulihan ekonomi rakyat.
Mereka menjadi pelanggan tetap bagi pengemudi ojek online dan sopir transportasi umum yang selama ini rentan kehilangan pendapatan akibat penurunan mobilitas pasca-pandemi dan persaingan digitalisasi transportasi.
Baca juga: 6.000 ASN dan Ribuan RT/RW Bergerak, Surabaya Bangun Sistem Keamanan Kolektif
“Biasanya sepi kalau Jumat pagi. Tapi sekarang, tiap Jumat pasti ada yang order. Kadang lebih dari satu. Lumayan banget nambah pemasukan,” ungkap Adi, salah satu pengemudi ojek daring yang biasa mangkal di sekitar kantor Pemkab Banyuwangi, Jumat (12/9/25).
Berbeda dengan program-program stimulus ekonomi konvensional yang seringkali memerlukan anggaran besar dan waktu panjang untuk dirasakan dampaknya, kebijakan ini bersandar pada prinsip mikro namun berdampak langsung.
Dengan mendorong ratusan ASN untuk berinteraksi dan membelanjakan secara rutin pada sektor transportasi informal, Banyuwangi menciptakan sirkulasi ekonomi kecil namun berkelanjutan.
Baca juga: Pemkab Lumajang Perbarui Motor Dinas 198 Desa
“Kita ingin menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal kecil. Ketika ASN naik ojol, itu bukan cuma soal transportasi, tapi soal keberpihakan pada ekonomi rakyat,” jelas Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.
Selain berdampak pada ekonomi informal, inisiatif ini juga membentuk kultur baru dalam birokrasi kesederhanaan, keberpihakan, dan aksi nyata.
ASN menjadi teladan dalam gaya hidup yang mendukung ekonomi lokal. Tidak ada pendekatan top-down. Tidak ada rapat mewah membahas bantuan ekonomi. Yang ada hanyalah keputusan nyata untuk naik kendaraan rakyat.
“Kita ingin birokrasi yang tidak hanya duduk di balik meja. ASN harus paham denyut ekonomi masyarakat. Dan satu-satunya cara untuk itu adalah turun langsung,” lanjut Bupati Ipuk.
Para ASN sendiri menyambut positif kebijakan ini. Tak sedikit dari mereka yang awalnya canggung, tapi kini justru menikmati interaksi dengan para pengemudi. Selain mendekatkan mereka dengan realitas sosial masyarakat, pengalaman ini juga menumbuhkan empati baru.
“Awalnya saya pikir ribet. Tapi setelah dijalani, justru menyenangkan. Kita jadi tahu cerita para pengemudi, bagaimana mereka bertahan, dan itu membuat kita lebih sadar bahwa kebijakan yang kita buat harus berpihak,” kata Rina, ASN di Dinas Kesehatan Banyuwangi.
Tinggalkan Balasan