Jember, – Vonis penjara terhadap tujuh pendemo kasus aksi demonstrasi di depan Mapolres Jember tidak hanya berdampak pada para terdakwa secara hukum, tetapi juga memunculkan sisi kemanusiaan dan dampak sosial yang dirasakan keluarga mereka.
Dari tujuh terdakwa yang divonis Pengadilan Negeri (PN) Jember, tidak semuanya berstatus mahasiswa. Sebagian di antaranya merupakan pekerja dan tulang punggung keluarga.
Majelis Hakim PN Jember pada Senin (15/12/2025) menjatuhkan hukuman penjara hingga tiga bulan 14 hari kepada para terdakwa yang dinyatakan terbukti bersalah melanggar Pasal 170 ayat (1) KUHP tentang pengrusakan barang secara bersama-sama.
Putusan ini lebih ringan dibandingkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang sebelumnya menuntut empat bulan penjara.
Pendamping hukum salah satu terdakwa, Budi Hariyanto, menilai putusan tersebut memiliki dampak sosial yang besar bagi keluarga para terdakwa.
Ia menyebut, beberapa kliennya merupakan tulang punggung keluarga yang harus menafkahi orang tua maupun anggota keluarga lainnya.
“Perlu diketahui, para terdakwa ini tidak semuanya mahasiswa. Ada yang sudah bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga,” ujar Budi usai sidang.
Meski demikian, para terdakwa memilih menerima putusan majelis hakim agar dapat segera bebas dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Jember.
Budi menjelaskan, keputusan tersebut diambil mengingat para terdakwa telah menjalani masa tahanan selama lebih dari tiga bulan.
“Yang dipikirkan sekarang adalah bagaimana mereka bisa segera keluar. Mereka masih muda dan sudah cukup lama berada di dalam tahanan,” katanya.
Dalam pertimbangannya, majelis hakim juga menyebut usia para terdakwa yang relatif muda serta sikap sopan selama persidangan sebagai hal yang meringankan hukuman. Para terdakwa dinilai masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri dan kembali ke masyarakat.
Ketujuh pendemo tersebut dijadwalkan akan bebas bersama dari Lapas Jember pada Kamis (17/12/2025). Bagi keluarga, kebebasan itu bukan hanya soal berakhirnya proses hukum, tetapi juga harapan untuk kembali menjalani kehidupan normal dan memenuhi kebutuhan rumah tangga yang sempat terhenti.
Tinggalkan Balasan