Lumajang, – Peristiwa tragis menimpa sejumlah santri di Pondok Pesantren Asy Syarifiy Lumajang setelah dua di antaranya mengalami keracunan berat akibat meminum cairan Hydrochloric Acid (HCL) yang disangka sebagai minuman soda.
Dalam kejadian ini, seorang santri berinisial A diduga memberikan cairan berbahaya tersebut tanpa memberi peringatan, bahkan tertawa saat korban mulai muntah-muntah.
Yasir Reihan Nur Syafa’at, rekan korban sekaligus saksi mata, mengungkapkan detik-detik yang mengejutkan tersebut kepada wartawan, Kamis (2/10/2025).
Dalam keterangannya, Yasir menyebut saat itu santri A sedang tiduran di kamar sambil memegang botol minuman berwarna hijau. Korban pertama, Dewangga, datang dan meminta botol tersebut karena mengira itu adalah minuman ringan.
“Dewa bilang minta ke santri A, dan langsung dikasih,” jelas Yasir.
Beberapa detik setelah meminum cairan tersebut, Dewangga mulai muntah hebat. Tak lama kemudian, santri lain bernama Azril juga ikut meminum cairan yang sama dan mengalami gejala serupa.
Baca juga: Konflik Terbuka Bupati vs Wakil Bupati di Jember dan Sidoarjo, Pemerintahan Terancam Mandek
Namun, yang paling mengejutkan menurut Yasir adalah reaksi dari santri A yang justru tertawa saat melihat kondisi temannya yang kesakitan.
“Setelah Dewa mulai muntah-muntah, A malah tertawa dan tidak bilang apa-apa. Padahal dia tahu itu bukan air biasa, tapi cairan berbahaya,” tegas Yasir.
Santri A baru mengakui bahwa cairan dalam botol tersebut adalah HCL (asam klorida) ketika Dewangga, Azril, dan satu santri lain bernama Rama akan dibawa ke rumah sakit.
“Dia baru ngaku waktu ketiganya mau dibawa ke rumah sakit. Baru bilang kalau itu cairan kimia, bukan minuman soda,” ungkap Yasir.
Beruntung, Rama yang sempat hendak meminum cairan tersebut mengurungkan niatnya di detik-detik terakhir, sehingga tidak mengalami dampak apa pun.
Akibat cairan HCL yang diminumnya, Dewangga mengalami penyumbatan saluran pencernaan dari lambung ke usus, sehingga tidak bisa makan secara normal. Kini ia harus disuntikkan susu khusus melalui selang setiap satu jam.
Dokter memperkirakan Dewangga akan menjalani pengobatan intensif hingga enam bulan ke depan, sebelum akhirnya dilakukan tindakan operasi.
Sementara itu, Azril masih dalam masa pemulihan, meski kondisinya tidak separah Dewangga. Rama, yang tidak sempat meminum cairan tersebut, kini telah kembali ke pesantren dan melanjutkan aktivitas belajar.
Tinggalkan Balasan