1.000 Ton Gula Petani Lumajang untuk Kesejahteraan - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Bang Arik Motor: Kisah Viral dari Lapak Sederhana ke Panggung Sosmed Karier Politik Bambang Pacul hingga Dicopot PDIP dari Ketua DPD Jawa Tengah Bambang Pacul Dicopot PDIP dari Ketua DPD Jawa Tengah, Dinamika Internal Menghangat 1.000 Ton Gula Petani Lumajang Diserap Pemerintah, Harga Dijamin Stabil Tol Probolinggo–Banyuwangi Senilai Rp10,84 Triliun, Waktu Tempuh 5 Jam Jadi 2 Jam: Ini Jalurnya!

Daerah · 22 Agu 2025 10:11 WIB ·

1.000 Ton Gula Petani Lumajang Diserap Pemerintah, Harga Dijamin Stabil


 1.000 Ton Gula Petani Lumajang Diserap Pemerintah, Harga Dijamin Stabil Perbesar

Pemerintah Pusat Serap 1.000 Ton Gula Lumajang

Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), menegaskan bahwa kepastian pemerintah pusat untuk menyerap 1.000 ton gula petani Lumajang adalah langkah strategis. Kebijakan ini tidak hanya menyelamatkan harga jual, tetapi juga meneguhkan komitmen negara dalam melindungi kesejahteraan petani.

“Petani tebu adalah tulang punggung ekonomi desa kita. Dengan adanya kepastian harga minimal Rp14.500 per kilogram, mereka tidak hanya terbantu menutup biaya produksi, tetapi juga mendapatkan harapan baru untuk terus berproduksi,” ujar Bunda Indah, Kamis (21/8/2025).

Instruksi Presiden untuk Jaga Harga Gula Petani

Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan, memastikan pemerintah pusat akan bergerak cepat menyerap stok gula petani Lumajang yang tersimpan di pabrik, termasuk di PG Jatiroto.

“Gula-gula di Lumajang yang belum dibeli, ada sekitar 1.000 ton. Kasih waktu saya 1–2 hari, besok akan dibeli. Presiden sudah menginstruksikan agar harga gula petani dijaga dan jangan sampai anjlok,” tegasnya saat memimpin Rapat Konsolidasi Program Prioritas Nasional di Surabaya.

Zulkifli menambahkan, pemerintah melalui BUMN pangan maupun swasta yang ditunjuk akan segera melakukan pembelian sekaligus mengalokasikan anggaran untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani.

Lumajang sebagai Lumbung Tebu Strategis

Menurut Bunda Indah, Lumajang adalah salah satu lumbung tebu penting di Jawa Timur. Setiap butir gula yang dihasilkan bukan hanya menghidupi keluarga petani, tetapi juga menopang ketahanan pangan nasional.

“Kebijakan ini lebih dari sekadar transaksi jual beli. Ini adalah jaminan bahwa kerja keras petani dihargai, sekaligus memastikan stok pangan nasional tetap stabil,” katanya.

Sinergi Pusat dan Daerah untuk Ketahanan Pangan

Bunda Indah menilai komitmen pusat harus diikuti penguatan di daerah. Pemkab Lumajang, kata dia, siap mendampingi petani dalam meningkatkan kualitas tebu, memperkuat kelompok tani, hingga mendorong hilirisasi produk berbasis gula.

“Kami ingin memastikan bahwa petani tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh. Dengan sinergi pusat dan daerah, Lumajang bisa menjadi contoh daerah yang kuat secara ekonomi sekaligus berdaya dalam menjaga ketahanan pangan bangsa,” tegasnya.

Investasi untuk Indonesia Emas 2045

Lebih jauh, Bunda Indah menyampaikan bahwa perlindungan terhadap petani tebu adalah bagian dari investasi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045.

“Petani kita bukan hanya penghasil gula, tetapi juga penjaga masa depan bangsa. Jika mereka sejahtera, maka ekonomi desa tumbuh, pendidikan anak-anak terjamin, dan ketahanan pangan semakin kokoh,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pemkot Surabaya Integrasikan Penertiban Supeltas dengan Program Padat Karya

23 Agustus 2025 - 10:49 WIB

Bebas Pasung 2025, Lumajang Perangi Stigma dan Diskriminasi terhadap Penderita Gangguan Jiwa

23 Agustus 2025 - 10:33 WIB

DLH Lumajang Pastikan Rehabilitasi Alun-alun Tak Ganggu Pedagang dan Sekolah Sekitar

22 Agustus 2025 - 20:42 WIB

Hari Menabung 2025: Anak-anak Lumajang Belajar Jadi Petualang Keuangan yang Cerdas

22 Agustus 2025 - 17:45 WIB

Terobos Kuota, Bupati Jember Usulkan 3.378 Honorer R4 Jadi PPPK

22 Agustus 2025 - 16:21 WIB

Tol Probolinggo–Banyuwangi Senilai Rp10,84 Triliun, Waktu Tempuh 5 Jam Jadi 2 Jam: Ini Jalurnya!

22 Agustus 2025 - 10:02 WIB

Trending di Nasional