Lumajang, – Harga gabah di Kabupaten Lumajang mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Setelah sempat menyentuh angka Rp 7.300 per kilogram, kini harga gabah turun menjadi Rp 7.100 per kilogram.
Meski masih di atas harga dasar pemerintah, kondisi ini tetap menimbulkan kekhawatiran, terutama karena produktivitas padi yang terus menurun.
Menurut Analis Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang, Ika Wahyuni Hariyanti, penurunan produktivitas dan tingginya permintaan gabah bisa berdampak langsung pada harga beras di pasaran.
Baca juga: NU Lumajang Siap Turun Tangan Atasi Maraknya Begal dan Curanmor
“Dampaknya bisa kepada kenaikan harga beras. Harga gabah naik otomatis beras ikut naik di kisaran harga Rp 12.500 – 14.000 untuk beras premium,” jelasnya, Rabu (16/7/25).
Lumajang dikenal sebagai salah satu sentra penggilingan padi terbesar di wilayah timur Jawa. Tingginya kebutuhan gabah di sektor industri penggilingan membuat pelaku usaha bersaing menaikkan harga beli, meskipun stok di tingkat petani terbatas karena penurunan hasil panen.
Baca juga:Bupati Lumajang Tegaskan Tak Ada PHK Massal Tenaga Honorer R4
Namun, ironisnya, kondisi ini tidak serta-merta menguntungkan petani. Ishak Subagyo, Demisioner HKTI Lumajang, menyatakan bahwa sebagian besar petani hanya mendapatkan balik modal dari hasil tanam padi.
“Hitungannya dari proses gabah ke beras mereka impas. Tapi diuntungkan dari katul dan sekam. Rata-rata kalau katul itu 6 persen sedangkan sekam 8 persen dari gabah yang diolah,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan