Data Bansos Tak Akurat, Bupati Jember Gandeng Mahasiswa KKN - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Khofifah Serahkan Santunan Rp10 Juta untuk Keluarga Korban KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali Nggak Pake Ribet! Ini Cara Membaca Pesan WhatsApp Tanpa Membuka Chat RSNU Permata Lumajang Diproyeksikan Jadi Rumah Sakit Unggulan Berbasis Nahdliyin RSNU Lumajang Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis untuk Puluhan Warga Tak Mampu Bupati Lumajang: RSNU Harus Jadi Rumah Sakit Inklusif untuk Semua Golongan

Daerah · 17 Jul 2025 20:50 WIB ·

Data Bansos Tak Akurat, Bupati Jember Gandeng Mahasiswa KKN


 Data Bansos Tak Akurat, Bupati Jember Gandeng Mahasiswa KKN Perbesar

Jember, – Bupati Jember Muhammad Fawait resmi melepas 3.078 mahasiswa yang akan menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif tahun ini. Acara pelepasan berlangsung di Alun-alun Jember, Kamis (17/7/25).

Dalam sambutannya, Bupati Fawait menegaskan pentingnya peran mahasiswa KKN dalam membantu pemerintah daerah mengatasi masalah kemiskinan yang masih cukup tinggi di wilayahnya.

Ia menyebut bahwa data penerima bantuan sosial (bansos) yang selama ini digunakan masih banyak yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan.

Baca juga: Menanti Instruksi Gubernur, MUI Lumajang Minta Kepala Daerah Kompak Soal Sound Horeg

“Masalah utama yang kita hadapi saat ini adalah data yang tidak akurat. Banyak bansos yang tidak tepat sasaran karena data yang kurang valid,” ujarnya.

Untuk itu, Bupati Fawait meminta agar mahasiswa KKN aktif membantu memaksimalkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dengan melakukan pendataan dan verifikasi langsung di masyarakat.

Dengan cara ini, diharapkan bantuan yang diberikan benar-benar menyentuh warga yang membutuhkan.

Baca juga: Cerita Pilu Siti Fatimah, Ibu Lansia yang ‘Dibuang’ Anak Kandung ke Panti Jompo Malang

“Mahasiswa KKN harus bersinergi dengan pemerintah dalam mengurai masalah kemiskinan. Kita harus memastikan data yang kita gunakan valid dan up-to-date,” kata Gus Fawait, sapaan akrabnya.

Fawait juga mengingatkan bahwa daerah pelosok seperti desa-desa di sekitar kebun, pantai, hutan, dan pegunungan merupakan wilayah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jember.

Baca juga: Razia Bersama APH, Lapas Pasuruan Tegaskan Komitmen Zero Halinar

Kemiskinan ini berimbas pada tingginya angka stunting dan kematian ibu serta bayi (AKI-AKB) di kabupaten tersebut.

“Kita harus bergerak bersama, karena kemiskinan ini menimbulkan banyak masalah sosial lainnya,” tambahnya.

Tak hanya itu, Bupati Fawait juga menginstruksikan mahasiswa untuk menilai pelayanan di masing-masing desa. Jika ada yang belum optimal, mahasiswa diminta untuk melaporkan melalui kanal pengaduan yang disebut “Wadul Gus’e.”

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pemberhentian Truk Pasir di Candipuro, Aksi Spontan hingga Mediasi di Tengah Ketidakjelasan Regulasi

17 Juli 2025 - 14:29 WIB

Beras Diduga Oplosan di Pasar Pucang Surabaya Mulai Ditarik Agen Sejak Sepekan Lalu

16 Juli 2025 - 17:09 WIB

Capaian Investasi Jember Lampaui Target: Rp 1,7 Triliun di Kuartal Pertama 2025

16 Juli 2025 - 16:36 WIB

Kebakaran Gudang di Balung, Damkar Jember Terlambat Datang karena BBM dan Armada Tua

15 Juli 2025 - 20:35 WIB

Tragedi Laut di Pasuruan: 1 Tewas, 3 Hilang Akibat Perahu Pemancing Terbalik

14 Juli 2025 - 19:16 WIB

Karnaval Sound Horeg Ricuh di Malang, Warga Emosi Karena Kebisingan

14 Juli 2025 - 19:05 WIB

Trending di Daerah