Lumajang, – Di tengah perubahan zaman yang begitu cepat, nilai-nilai kepramukaan tetap dianggap relevan dan bahkan krusial dalam menjawab tantangan era digital.
Hal ini ditegaskan oleh Ketua DPRD Lumajang, Oktafiani, dalam upacara peringatan Hari Pramuka ke-64 di Alun-Alun Lumajang, Jumat (21/8/25).
Dalam pidatonya, Oktafiani menekankan bahwa gerakan Pramuka tidak boleh hanya dipandang sebagai simbol kegiatan luar ruang atau warisan masa lalu.
Baca juga: Renovasi Alun-Alun Lumajang: Penutupan Sementara untuk Wajah Baru
Justru, di tengah disrupsi digital, hoaks, dan krisis etika siber, nilai-nilai dasar Pramuka seperti kejujuran, tanggung jawab, solidaritas, dan cinta tanah air menjadi lebih dibutuhkan dari sebelumnya.
“Kita hadapi banyak tantangan hoaks, ketimpangan, intoleransi. Tapi kita juga punya modal kuat nilai-nilai Pramuka. Ini bukan nostalgia, ini bekal untuk masa depan,” ujarnya tegas.
Baca juga: Surfing at Dampar Beach Lumajang: Java’s Hidden Treasure
Menurutnya, generasi muda Pramuka perlu menjadi pelopor etika digital. Mereka harus aktif sebagai penyaring informasi yang benar, penyampai fakta, dan penebar nilai-nilai kebaikan di ruang maya.
Lebih dari itu, keberanian dan keteguhan karakter yang diajarkan dalam kepramukaan harus diterjemahkan ke dalam tindakan nyata, termasuk dalam dunia digital.
“Bukan hanya soal Pramuka yang disiplin atau cinta alam. Ini soal siapa yang akan berdiri di garis depan ketika bangsa butuh penopang. Pramuka harus menjadi itu,” lanjutnya.
Oktafiani juga mengajak anggota Pramuka untuk memperkuat kerja sama lintas batas usia, sektor, dan budaya.
Di tengah polarisasi sosial dan tantangan keberagaman, nilai-nilai Pramuka bisa menjadi jembatan penghubung yang mempererat persatuan dan membangun ketahanan sosial dari level komunitas.
Selain mengingatkan pentingnya peran Pramuka dalam dunia digital, ia juga mendorong agar gerakan ini tetap membumi: aktif di tengah masyarakat, membantu sesama, dan membina keterampilan warga.
“Pramuka bukan untuk keren-kerenan. Kita ada untuk bergerak. Aksi nyata, bukan seremonial,” tegas Oktafiani.
Tinggalkan Balasan