Lumajang, – Di balik pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Pasrujambe, Lumajang, tersimpan kisah haru yang mencerminkan betapa berartinya sebutir nasi dan lauk sederhana bagi sebagian anak di negeri ini.
AL (11), siswa kelas 5 di SDN Sukorejo, adalah satu dari sekian banyak anak yang hidup dalam keterbatasan ekonomi.
Ayah dan ibunya bekerja serabutan kadang menjadi buruh tani, kadang membantu tetangga, sekadar untuk bisa bertahan hidup. Keluarga ini menjalani hari-hari dengan penghasilan yang tidak menentu.
Dalam kondisi seperti itu, kebutuhan pangan pun menjadi barang mewah. AL terbiasa hanya makan sekali dalam sehari, itu pun hanya sepiring nasi putih tanpa lauk tetap.
Baca juga: Janji Bansos Rp 4,5 Juta dan 10 Kg Beras, Warga Lumajang Tertipu hingga Ratusan Ribu Rupiah
“Biasanya dia hanya makan nasi sekali, bisa pagi atau siang. Kalau malam, sering kali hanya minum air putih,” ujar Niken Raffitri, wali kelas AL, dengan mata berkaca-kaca, Jumat (29/8/25).
Baca juga: Lapas Lumajang Overkapasitas, Terpidana Hukuman Berat Mulai Dipindahkan
Namun, sejak hadirnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilaksanakan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pasrujambe, kehidupan AL perlahan berubah. Ia kini bisa menikmati dua kali makan lengkap setiap hari, terdiri dari nasi, lauk, sayur, buah, hingga susu.
“Dia selalu makan dengan lahap. Tidak pernah ada yang tersisa. Selama tiga hari berturut-turut, semua menu yang diberikan habis dimakan,” lanjut Niken.
Wajah AL pun tampak lebih ceria di sekolah. Ia lebih aktif mengikuti pelajaran, dan tidak lagi terlihat lemas seperti biasanya.
“Bantuan ini bukan cuma soal makanan. Ini tentang harapan, tentang anak-anak yang akhirnya bisa belajar tanpa lapar,” ucap Niken haru.
Tinggalkan Balasan