Lumajang, – Data dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) IX Jember mencatat lonjakan jumlah penumpang hingga 40 persen di Stasiun Lumajang sejak resmi berganti nama dari sebelumnya Stasiun Klakah.
Peningkatan ini tidak hanya mencerminkan pertumbuhan mobilitas masyarakat, namun juga sejalan dengan meningkatnya arus kunjungan wisatawan, khususnya dari mancanegara.
Perubahan nama stasiun menjadi Stasiun Lumajang dinilai sebagai langkah strategis yang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga simbolis.
Baca juga: Revitalisasi Pasar Rakyat Jadi Langkah Strategis Pemkab Lumajang Bangkitkan Ekonomi Selatan
“Pergantian nama menjadi Stasiun Lumajang bukan hanya soal identitas, tapi simbol kebangkitan daerah. Kini, stasiun ini menjadi pintu gerbang utama bagi wisatawan, termasuk wisatawan mancanegara, untuk mengenal potensi Lumajang lebih dekat,” kata Bupati Lumajang Indah Amperawati, Kamis (16/10/2025).
Peningkatan penumpang ini juga turut dipengaruhi oleh proses revitalisasi stasiun, yang kini dilengkapi dengan fasilitas yang lebih modern, nyaman, dan aman, menjadikannya lebih ramah bagi wisatawan domestik maupun internasional.
Baca juga:Ada Bukti Video Asusila, Pemkab Lumajang Copot Kadisdikbud Usai Rekomendasi BKN
Saat ini, Stasiun Lumajang menjadi titik awal perjalanan wisata ke berbagai destinasi alam unggulan seperti Air Terjun Tumpak Sewu, Gunung B29, Ranu Pane, dan Jalur Pendakian Gunung Semeru.
Keindahan alam yang ditawarkan Lumajang, dikombinasikan dengan akses transportasi yang kian mudah, menjadikan kabupaten ini semakin dilirik sebagai destinasi wisata baru di Jawa Timur.
“Setiap perbaikan fasilitas publik adalah kesempatan untuk mendukung ekonomi warga. Dari stasiun ini, wisatawan bisa menikmati keindahan Lumajang, sekaligus memberi manfaat langsung bagi masyarakat,” terang Indah.
Dampak dari lonjakan wisatawan juga mulai terasa di sektor ekonomi lokal. Pelaku usaha di sekitar stasiun, seperti warung makan, penginapan, jasa transportasi lokal, hingga pelaku ekonomi kreatif mulai mengalami peningkatan omzet seiring meningkatnya kunjungan ke daerah mereka.
“Kami ingin setiap pengunjung yang datang merasakan kemudahan, kenyamanan, dan keramahan. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga pelayanan dan kesan yang dibawa pulang oleh para wisatawan,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan