Hadapi Transisi SD ke SMP, MPLS Surabaya Bantu Siswa Baru Beradaptasi Secara Menyeluruh - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Khofifah Serahkan Santunan Rp10 Juta untuk Keluarga Korban KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali Nggak Pake Ribet! Ini Cara Membaca Pesan WhatsApp Tanpa Membuka Chat RSNU Permata Lumajang Diproyeksikan Jadi Rumah Sakit Unggulan Berbasis Nahdliyin RSNU Lumajang Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis untuk Puluhan Warga Tak Mampu Bupati Lumajang: RSNU Harus Jadi Rumah Sakit Inklusif untuk Semua Golongan

Pendidikan · 14 Jul 2025 19:30 WIB ·

Hadapi Transisi SD ke SMP, MPLS Surabaya Bantu Siswa Baru Beradaptasi Secara Menyeluruh


 Hadapi Transisi SD ke SMP, MPLS Surabaya Bantu Siswa Baru Beradaptasi Secara Menyeluruh Perbesar

Surabaya, – Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) memastikan pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran baru 2025/2026 berjalan lancar dan difokuskan pada pembentukan karakter serta adaptasi siswa terhadap lingkungan dan budaya sekolah baru.

Kepala Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh, pada Senin (14/7/25), menyampaikan bahwa MPLS menjadi momen penting, terutama bagi siswa yang mengalami transisi dari jenjang Sekolah Dasar (SD) ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada jenjang ini, siswa dihadapkan dengan sistem pembelajaran yang lebih kompleks serta lebih banyak guru dan mata pelajaran.

“Transisi dari SD ke SMP itu tidak mudah. Anak-anak harus mengenal lingkungan barunya, mulai dari ruang kelas, laboratorium, sampai pola interaksi sosial yang berbeda. Maka, MPLS ini menjadi sangat penting,” kata Yusuf Masruh.

Baca juga: Karnaval Sound Horeg Ricuh di Malang, Warga Emosi Karena Kebisingan

MPLS tahun ini mengusung tema “Sekolahku, Rumahku, Guruku, Orang Tuaku”, yang bertujuan menciptakan suasana sekolah yang ramah, aman, dan menyenangkan. Melalui pendekatan ini, siswa diharapkan merasa nyaman dan lebih cepat beradaptasi dengan rutinitas serta tuntutan akademik yang baru.

Selain pengenalan lingkungan fisik seperti ruang kelas, perpustakaan, dan laboratorium, siswa juga diperkenalkan pada tata tertib sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan nilai-nilai karakter. Kakak kelas dilibatkan secara aktif sebagai mentor dalam memberikan pemahaman terkait kehidupan sekolah.

Baca juga: NU Lumajang Siap Turun Tangan Atasi Maraknya Begal dan Curanmor

“Anak-anak itu bisa belajar dari kakak kelasnya. Mereka bisa mendengarkan pengalaman nyata tentang pelajaran, organisasi, dan kegiatan sekolah. Ini membangun ikatan positif antar siswa,” jelas Yusuf.

Ia menambahkan bahwa MPLS dilaksanakan selama satu pekan, dan selama masa tersebut, pengawasan ketat dilakukan untuk memastikan tidak ada praktik perundungan (bullying) atau kekerasan dalam bentuk apa pun.

“Larangan bullying dan kekerasan sangat tegas kami sampaikan. Guru harus terus memantau kegiatan MPLS agar siswa merasa aman. Tidak boleh ada interaksi yang tidak diawasi antara kakak kelas dan adik kelas,” tegasnya.

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Sosiolog Unair: Kamis Mlipis Upaya Relevan Lestarikan Bahasa Jawa di Kalangan Pelajar

15 Juli 2025 - 17:54 WIB

Pemeriksaan Kesehatan Jadi Tahapan Awal Masuk Sekolah Rakyat di Kota Malang

12 Juli 2025 - 13:29 WIB

Polisi Terima Laporan Dugaan Penganiayaan Santri oleh Pemilik Ponpes di Malang

11 Juli 2025 - 21:26 WIB

Rakor TKDV Lumajang: Kolaborasi Strategis Pemerintah dan Dunia Industri Perkuat Pendidikan Vokasi

11 Juli 2025 - 20:46 WIB

Dispendik Surabaya Wajibkan Bahasa Jawa Setiap Kamis, Krama Inggil Masuk Modul Ajar Resmi

8 Juli 2025 - 10:24 WIB

Santri di Lumajang Jadi Pelopor Gerakan Lingkungan Melalui Program Eco Pesantren

1 Juli 2025 - 16:04 WIB

Trending di Pendidikan