Perluasan Program Proklim Semakin Terukur
Kabupaten Lumajang kembali menunjukkan komitmen kuat dalam memperluas Program Kampung Iklim (Proklim). Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang, Hertutik, menyampaikan bahwa hingga tahun 2025 terdapat 51 lokasi Proklim aktif yang tersebar di 18 kecamatan. Karena itu, perkembangan ini dianggap sebagai langkah signifikan dan terukur dalam memperkuat aksi iklim di tingkat lokal.
Distribusi Lokasi Proklim yang Semakin Berkualitas
Dari total tersebut, empat lokasi masuk kategori Lestari, enam lokasi Utama Trophy, tiga puluh satu lokasi Utama Sertifikat, enam lokasi Madya, serta tujuh lokasi lain yang masih menunggu publikasi resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Selain jumlahnya meningkat, kualitas pembinaannya juga terjaga. Terlebih lagi, banyak desa dan kelurahan baru yang kini mampu menjadi lokasi Proklim aktif, adaptif, dan berkelanjutan.
Pembinaan Berjenjang dan Berdampak Nyata
Menurut Hertutik, capaian ini bukan sekadar angka. Setiap lokasi mendapatkan pendampingan teknis, dukungan kelembagaan, dan arahan yang jelas. Karena itu, aksi adaptasi dan mitigasi benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat.
Selain itu, pembinaan berjenjang yang dilakukan secara konsisten membuat desa dan kelurahan cepat naik kategori dan mampu mereplikasi aksi iklim di wilayahnya.
Model Proklim Lumajang Menjadi Rujukan
Keberhasilan ini juga menunjukkan kemampuan Lumajang dalam mereplikasi model Proklim di berbagai lokasi baru. Selaras dengan itu, partisipasi masyarakat semakin luas, dan ketahanan lingkungan meningkat secara sistematis.
Dengan pendekatan yang terukur dan berbasis data, Proklim di Lumajang berkembang bukan hanya sebagai program formal, tetapi sebagai gerakan lokal yang membawa dampak nyata bagi kesiapsiagaan warga menghadapi perubahan iklim.
Modal Penting Menghadapi Tantangan Iklim ke Depan
Hertutik menegaskan bahwa capaian 51 lokasi ini menjadi modal besar bagi Lumajang untuk menghadapi tantangan iklim di masa depan.
“Kami terus mendorong setiap lokasi Proklim untuk mempertahankan kualitas, memperluas jejaring, dan meningkatkan kapasitas adaptasi masyarakat agar manfaatnya tidak hanya jangka pendek, tetapi juga berkelanjutan,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan