Selamat dari Reruntuhan, Kisah Santri 13 Tahun Lolos Dari Musala yang Roboh - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Daerah · 30 Sep 2025 11:22 WIB ·

Selamat dari Reruntuhan, Kisah Santri 13 Tahun Lolos Dari Musala yang Roboh


 Selamat dari Reruntuhan, Kisah Santri 13 Tahun Lolos Dari Musala yang Roboh Perbesar

Sidoarjo, – Suasana khusyuk salat berjemaah di sebuah musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, mendadak berubah menjadi kepanikan massal. Sekitar pukul 15.00 WIB, bangunan musala yang sedang dalam tahap pembangunan itu ambruk seketika, menimpa para santri yang berada di dalamnya.

Di tengah puing-puing beton dan suara jeritan minta tolong, seorang santri berusia 13 tahun, Muhammad Rijalul Qoib, berhasil menyelamatkan diri dari maut. Santri asal Kabupaten Sampang, Madura, itu menceritakan detik-detik menegangkan saat dirinya berada di lokasi kejadian.

“Awalnya saya dengar suara ‘krek’, seperti ada yang retak. Terus bunyinya makin keras. Saya langsung lari mau ke tempat wudu,” ujar Rijalul, Selasa (30/9/25).

Baca juga: Tragedi di Sidoarjo, Atap Ponpes Ambruk Saat Santri Salat, 1 Tewas, Puluhan Luka

Menurutnya, saat itu pengecoran sedang dilakukan di lantai empat bangunan musala yang rencananya akan dibangun tiga lantai. Namun karena bagian atas langsung dicor penuh tanpa penguatan bertahap, struktur bangunan bawah tidak mampu menahan beban.

“Enggak diisi setengah, langsung full dicor. Bahan di bawahnya enggak kuat,” tambahnya.

Meski masih dalam proses pembangunan, musalla itu sudah digunakan untuk kegiatan keagamaan para santri, termasuk salat dan mengaji. Saat kejadian, puluhan hingga ratusan santri sedang salat berjemaah, termasuk Rijalul.

Baca juga: Pinjaman Daerah Surabaya Dikoreksi Jadi Rp 1,5 Triliun, DPRD: Ini Keputusan Politik, Bukan Teknis Semata

Ia mengatakan sempat terkena puing atap saat mencoba melarikan diri. Bahkan, tubuhnya sempat terjebak di antara celah-celah beton yang runtuh. Namun, dengan sisa tenaga dan keberanian, ia berhasil keluar dari timbunan reruntuhan.

“Sempat kena atap, kena muka saya. Tapi saya bisa keluar lewat celah-celah bangunan yang roboh,” ungkapnya lirih.

Peristiwa tragis ini mengakibatkan sedikitnya 79 santri menjadi korban. Dari jumlah itu, satu orang santri dinyatakan meninggal dunia, sementara puluhan lainnya dilarikan ke dua rumah sakit di Sidoarjo, yakni RS Siti Hajar dan RSUD Sidoarjo.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Jules Abraham Abast, menyatakan pihaknya masih terus melakukan pendataan dan penyelidikan atas insiden ini. Proses evakuasi juga dilakukan dengan hati-hati, mengingat kondisi reruntuhan yang masih labil.

“Kami menemukan kurang lebih 79 korban. Satu korban meninggal dunia saat ini sedang dalam proses pemulangan jenazah ke pihak keluarga,” kata Jules.

Artikel ini telah dibaca 40 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Temuan Hidrogen Peroksida di Lokasi Pengolahan Limbah Tambang Emas Picu Kekhawatiran Warga

17 November 2025 - 16:00 WIB

Pengelolahan Tambang Emas di Lumajang Tak Kantongi Izin

17 November 2025 - 15:55 WIB

Limbah Tambang Emas Resahkan Warga Pasirian Lumajang

17 November 2025 - 15:47 WIB

Ini 9 Pelanggaran yang Diburu dalam Operasi Zebra Semeru 2025

17 November 2025 - 15:33 WIB

Angka Kemiskinan Lumajang 2025 Turun Jadi 8,60 Persen, Terendah dalam Lima Tahun

16 November 2025 - 10:04 WIB

Geobag dan Geotek Jadi Andalan di Perbaikan Darurat Tanggul Regoyo

15 November 2025 - 13:42 WIB

Trending di Daerah