Harga Beras Premium Terancam Naik Imbas Dinamika Harga Gabah di Lumajang - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Khofifah Serahkan Santunan Rp10 Juta untuk Keluarga Korban KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali Nggak Pake Ribet! Ini Cara Membaca Pesan WhatsApp Tanpa Membuka Chat RSNU Permata Lumajang Diproyeksikan Jadi Rumah Sakit Unggulan Berbasis Nahdliyin RSNU Lumajang Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis untuk Puluhan Warga Tak Mampu Bupati Lumajang: RSNU Harus Jadi Rumah Sakit Inklusif untuk Semua Golongan

Ekonomi · 16 Jul 2025 15:50 WIB ·

Harga Beras Premium Terancam Naik Imbas Dinamika Harga Gabah di Lumajang


 Harga Beras Premium Terancam Naik Imbas Dinamika Harga Gabah di Lumajang Perbesar

Lumajang, – Harga gabah di Kabupaten Lumajang mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Setelah sempat menyentuh angka Rp 7.300 per kilogram, kini harga gabah turun menjadi Rp 7.100 per kilogram.

Meski masih di atas harga dasar pemerintah, kondisi ini tetap menimbulkan kekhawatiran, terutama karena produktivitas padi yang terus menurun.

Menurut Analis Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang, Ika Wahyuni Hariyanti, penurunan produktivitas dan tingginya permintaan gabah bisa berdampak langsung pada harga beras di pasaran.

Baca juga: NU Lumajang Siap Turun Tangan Atasi Maraknya Begal dan Curanmor

“Dampaknya bisa kepada kenaikan harga beras. Harga gabah naik otomatis beras ikut naik di kisaran harga Rp 12.500 – 14.000 untuk beras premium,” jelasnya, Rabu (16/7/25).

Lumajang dikenal sebagai salah satu sentra penggilingan padi terbesar di wilayah timur Jawa. Tingginya kebutuhan gabah di sektor industri penggilingan membuat pelaku usaha bersaing menaikkan harga beli, meskipun stok di tingkat petani terbatas karena penurunan hasil panen.

Baca juga:Bupati Lumajang Tegaskan Tak Ada PHK Massal Tenaga Honorer R4

Namun, ironisnya, kondisi ini tidak serta-merta menguntungkan petani. Ishak Subagyo, Demisioner HKTI Lumajang, menyatakan bahwa sebagian besar petani hanya mendapatkan balik modal dari hasil tanam padi.

“Hitungannya dari proses gabah ke beras mereka impas. Tapi diuntungkan dari katul dan sekam. Rata-rata kalau katul itu 6 persen sedangkan sekam 8 persen dari gabah yang diolah,” ujarnya.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Cerutu Jember, dari Ladang ke Panggung Internasional Lewat JKCI 2025

12 Juli 2025 - 17:48 WIB

Ekonomi Lokal Terdongkrak, Homestay Sekitar Pura Mandhara Giri Semeru Agung Dibanjiri Pengunjung

12 Juli 2025 - 17:05 WIB

Ekonomi Desa Bangkit Lewat Tradisi: Piodalan Jadi Magnet UMKM Lokal

11 Juli 2025 - 15:29 WIB

Kopi Senduro: Aroma Warisan dari Lereng Semeru

11 Juli 2025 - 09:30 WIB

Kepulangan Jemaah Haji Lumajang Hampir Tuntas, Tiga Masih di Mekah karena Sakit dan Kelahiran Bayi

11 Juli 2025 - 09:27 WIB

KAI Daop 9 Jember Beri Diskon 10% Tiket Eksekutif Sambut Banyuwangi Ethno Carnival 2025

10 Juli 2025 - 20:21 WIB

Trending di Ekonomi