Pangan Murah HUT 80 RI Lumajang untuk Semua - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Daerah · 5 Sep 2025 14:02 WIB ·

HUT ke-80 RI, Lumajang Hadirkan Pangan Murah: Rakyat Merdeka dari Cemas Harga Tinggi


 HUT ke-80 RI, Lumajang Hadirkan Pangan Murah: Rakyat Merdeka dari Cemas Harga Tinggi Perbesar

Lumajang – Peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di Lumajang membawa kado istimewa bagi rakyat. Pemerintah menghadirkan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang menekan harga kebutuhan pokok. Dengan program ini, daya beli rakyat tetap terjaga dan potensi inflasi bisa terkendali.

Bagi masyarakat, GPM menjadi simbol kemerdekaan yang nyata: bebas dari rasa cemas menghadapi lonjakan harga pangan.

“Alhamdulillah bisa beli beras lebih murah. Rasanya ringan sekali untuk kebutuhan keluarga. Ini seperti hadiah kemerdekaan,” ucap Siti Aminah, warga Kecamatan Tempeh.

Pada GPM di Alun-alun Lumajang, Sabtu (30/8/2025), warga membeli beras SPHP 5 kilogram seharga Rp57 ribu. Gula pasir dijual Rp15.500 per kilogram, minyak goreng Minyak Kita Rp15 ribu per liter, dan telur ayam ras Rp25 ribu per kilogram.

Harga bumbu dapur juga lebih terjangkau. Bawang merah kualitas A Rp35 ribu per kilogram, kualitas B Rp28 ribu per kilogram. Cabai merah besar dan cabai rawit merah sama-sama Rp20 ribu per kilogram. Seluruh harga ini lebih murah dibanding pasar, sehingga meringankan beban keluarga.

Tidak hanya di kota, 21 kecamatan lain di Lumajang juga menggelar GPM. Sebanyak 7 ton beras disalurkan langsung ke desa-desa. Program ini memastikan semangat kemerdekaan menjangkau hingga pelosok.

Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), menegaskan bahwa GPM membuktikan hadirnya negara di tengah rakyat.

“Kemerdekaan harus hadir dalam kehidupan sehari-hari. Dengan harga pangan stabil, masyarakat lebih tenang, daya beli terlindungi, dan inflasi terkendali. Itulah arti kemerdekaan ekonomi,” tegasnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lumajang, Retno Wulan Andari, menilai keberhasilan GPM lahir dari sinergi Bulog, UMKM, kelompok tani, dan pelaku usaha lokal.

“Gotong royong menjaga rantai pasok tetap lancar, melindungi petani, dan membantu konsumen,” jelasnya.

Dengan pangan murah di momen kemerdekaan, rakyat merasakan kemerdekaan hadir di meja makan mereka. Tidak ada ketakutan akan lonjakan harga, hanya rasa lega dan optimisme untuk hari esok.

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Temuan Hidrogen Peroksida di Lokasi Pengolahan Limbah Tambang Emas Picu Kekhawatiran Warga

17 November 2025 - 16:00 WIB

Pengelolahan Tambang Emas di Lumajang Tak Kantongi Izin

17 November 2025 - 15:55 WIB

Limbah Tambang Emas Resahkan Warga Pasirian Lumajang

17 November 2025 - 15:47 WIB

Ini 9 Pelanggaran yang Diburu dalam Operasi Zebra Semeru 2025

17 November 2025 - 15:33 WIB

Angka Kemiskinan Lumajang 2025 Turun Jadi 8,60 Persen, Terendah dalam Lima Tahun

16 November 2025 - 10:04 WIB

Geobag dan Geotek Jadi Andalan di Perbaikan Darurat Tanggul Regoyo

15 November 2025 - 13:42 WIB

Trending di Daerah