Karnaval Sound Horeg Ricuh di Malang, Warga Emosi Karena Kebisingan - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Daerah · 14 Jul 2025 19:05 WIB ·

Karnaval Sound Horeg Ricuh di Malang, Warga Emosi Karena Kebisingan


 Karnaval Sound Horeg Ricuh di Malang, Warga Emosi Karena Kebisingan Perbesar

Malang, – Kericuhan pecah di tengah kemeriahan karnaval sound horeg di Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, akhir pekan lalu. Warga yang merasa terganggu dengan suara bising dari sound system berdaya tinggi terlibat bentrok dengan sejumlah peserta karnaval.

Dalam video yang viral di media sosial, terlihat suasana semula berlangsung meriah dengan iring-iringan truk pengangkut sound system yang dikelilingi peserta berpakaian bebas. Namun, situasi berubah ketika terdengar teriakan seorang perempuan dari dalam rumah yang memprotes kebisingan.

Tak berselang lama, seorang pria berkaus merah keluar dari rumah dan memaki peserta. Pria tersebut sempat mendorong salah satu peserta, hingga akhirnya terjadi adu fisik. Beberapa warga dan peserta lainnya berusaha melerai, namun keributan sempat berlangsung cukup panas.

Baca juga: PCNU Lumajang Ikuti Fatwa Ulama Terkait Sound Horeg: “Kalau Mengganggu, Harus Diatur”

Berdasarkan informasi yang dihimpun, warga yang meluapkan emosi itu disebut tengah merawat anggota keluarganya yang sakit. Ia meminta agar suara sound system dikecilkan atau dimatikan, namun permintaan tersebut tidak diindahkan, hingga akhirnya terjadi konfrontasi.

Karnaval sound horeg sendiri sudah beberapa kali menuai kontroversi di sejumlah daerah, terutama karena volume suara yang berlebihan dan jam pelaksanaan yang mengganggu ketenangan lingkungan.

Merespons kejadian tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Malang, KH Isroqunnajah, menyayangkan terjadinya kericuhan. Ia menyebut peristiwa itu menjadi bukti nyata bahwa sound horeg membawa banyak mudarat.

Rokok Ilegal dan Miras Beredar di Probolinggo dan Lumajang, Bea Cukai Bertindak

“Ini dampak mudaratnya besar, seperti yang terjadi di karnaval. Sudah banyak kejadian, orang tua, bayi, bahkan orang sakit jadi korban,” ujarnya kepada wartawan, Senin (14/7/25).

MUI Kota Malang bahkan menyatakan bahwa penggunaan sound horeg yang melebihi ambang batas wajar bisa dinyatakan haram. Hal ini sejalan dengan fatwa MUI Jawa Timur yang menilai aktivitas semacam ini tak hanya mengganggu, tetapi juga membahayakan kesehatan serta merusak ketertiban umum.

“Sound horeg ini kan bentuk penyaluran hobi, seharusnya bisa diwujudkan dalam bentuk lain yang tidak merugikan orang lain,” tegas KH Isroqunnajah.

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

ASN dan SPBU yang Nakal Waspada! Bupati Lumajang Gunakan Media sebagai Alarm Publik

31 Oktober 2025 - 17:41 WIB

Tak Sempat Selamatkan Barang, Kisah Warga Rojopolo Saat Banjir Datang Tengah Malam

31 Oktober 2025 - 14:46 WIB

Pemkab Lumajang Tegaskan Komitmen Perlindungan Sosial bagi Petani Melalui Santunan Kematian

31 Oktober 2025 - 10:19 WIB

Jembatan Bailey Jadi Solusi Penghubung Senduro-Gucialit

30 Oktober 2025 - 15:02 WIB

SR Resmi Ditahan, Kejari Jember Lengkapi Daftar Lima Tersangka Kasus Korupsi Sosraperda DPRD

30 Oktober 2025 - 12:52 WIB

Harga Daging Ayam Ras di Lumajang Turun Jadi Rp 34 Ribu per Kilogram

29 Oktober 2025 - 12:17 WIB

Trending di Daerah