Menteri PPPA Kecam Keras Kekerasan yang Merenggut Nyawa Anak di Pasuruan - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Kriminal · 1 Sep 2025 18:08 WIB ·

Menteri PPPA Kecam Keras Kekerasan yang Merenggut Nyawa Anak di Pasuruan


 Menteri PPPA Kecam Keras Kekerasan yang Merenggut Nyawa Anak di Pasuruan Perbesar

Pasuruan, – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengecam keras kasus kekerasan yang menyebabkan meninggalnya seorang anak berusia 7 tahun di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Kejadian tragis ini menjadi perhatian serius pemerintah pusat sebagai bagian dari perlindungan anak Indonesia.

“Kemen PPPA sangat prihatin dan mengecam keras peristiwa yang merenggut nyawa seorang anak di Kabupaten Pasuruan. Korban yang tengah bermain di pekarangan rumah tiba-tiba dipukul di bagian kepala sebanyak tiga kali hingga meninggal dunia,” tegas Menteri Arifah, dikutip dari siaran pers resmi, Senin (1/9/25).

Baca juga: Aksi Batal, BEM Malang Raya Pilih Utamakan Keselamatan Mahasiswa dan Masyarakat

Arifah menegaskan bahwa negara hadir untuk memastikan proses hukum berjalan sesuai aturan sehingga keluarga korban mendapatkan keadilan.

Selain itu, Kemen PPPA melakukan koordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) di tingkat kabupaten dan provinsi untuk mengawal pendampingan.

Baca juga: TNI-Polri Gelar Patroli Skala Besar di Surabaya, Sasar Titik Rawan Pascakerusuhan

“Kami pastikan adanya pendampingan psikologis bagi keluarga korban, termasuk kakak korban dan dua anak saksi lainnya. Kami juga mendorong pendampingan hukum agar proses peradilan berjalan adil,” tambahnya.

Pelaku yang merupakan tetangga korban sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan Pasal 80 Ayat (3) jo. 76C UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara hingga 15 tahun dan denda maksimal Rp3 miliar.

Meski diduga memiliki gangguan kejiwaan, pelaku tetap akan menjalani proses hukum dan rehabilitasi.

Menteri Arifah mengingatkan seluruh masyarakat untuk berani melaporkan kasus kekerasan anak ke lembaga resmi seperti UPTD PPA, kepolisian, atau layanan hotline SAPA 129 agar tidak ada lagi anak yang menjadi korban.

“Anak Indonesia harus terbebas dari kekerasan, baik di rumah maupun di ruang publik. Kami mengajak masyarakat untuk aktif melapor agar perlindungan anak bisa terwujud secara optimal,” tutupnya.

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Modus Korupsi Sosraperda Jember Terungkap, Pengadaan Konsumsi Jadi Ladang Penyimpangan

30 Oktober 2025 - 12:59 WIB

Setelah 34 Pria Jadi Tersangka, Pemkot Surabaya Panggil Pengelola Hotel

25 Oktober 2025 - 18:23 WIB

Satu Tersangka Kasus Sosperda Mangkir dari Panggilan Kejari, Empat Lainnya Sudah Ditahan

23 Oktober 2025 - 18:30 WIB

DPRD Jember Pastikan Kinerja Tak Terganggu Meski Wakil Ketua Ditahan Kasus Korupsi Sosperda

23 Oktober 2025 - 18:23 WIB

Terkuak Modus Mark-Up di Pengadaan Makan-Minuman DPRD Jember, Harga Lapangan Tak Sesuai Kontrak

23 Oktober 2025 - 18:15 WIB

Korupsi Sosraperda Jember: Empat Ditahan, Kejaksaan Bidik Anggota Dewan Lainnya

22 Oktober 2025 - 12:41 WIB

Trending di Kriminal