Lumajang, – Pemerintah Kabupaten Lumajang tak lagi menunggu warga datang untuk mendaftar sekolah.
Menyadari masih tingginya angka warga yang belum menamatkan pendidikan dasar, Bupati Lumajang Indah Amperawati memerintahkan jajarannya untuk jemput bola ke desa-desa, mencari langsung anak-anak dan warga dewasa yang belum sekolah atau putus sekolah.
Langkah proaktif ini merupakan bagian dari gerakan pendidikan menyeluruh yang diluncurkan Pemkab Lumajang untuk menekan angka putus sekolah dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah tersebut.
Baca juga:67 Persen Warga Lumajang Belum Tamat SMP, Tantangan Serius Dunia Pendidikan
“Kami tidak bisa menunggu. Dinas Pendidikan harus turun langsung ke desa-desa, cari anak-anak yang tidak sekolah, temui orang tuanya, dan pastikan mereka kembali belajar,” kata Indah, Jumat (31/10/2025).
Data terbaru Dispendukcapil Lumajang tahun 2025 mencatat, dari total penduduk 1.125.725 jiwa, terdapat 48.985 warga yang belum menamatkan SD, sementara jumlah anak usia 6–13 tahun hanya 96.402 orang.
Baca juga:Bupati Lumajang Gerakkan Program Kejar Paket untuk 48 Ribu Warga Tak Tamat SD
Artinya, ribuan warga dewasa masih belum memiliki ijazah dasar, sebuah kondisi yang menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Instruksi Bupati tersebut kini mulai dijalankan. Tim gabungan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) bersama perangkat desa mulai melakukan pendataan door to door di berbagai wilayah, terutama desa terpencil dan daerah pinggiran.
Untuk memastikan tidak ada alasan ekonomi yang menghalangi, Pemkab Lumajang bekerja sama dengan Baznas dan Forum CSR guna membantu perlengkapan belajar bagi siswa dari keluarga tidak mampu.
“Kami ingin pastikan, tidak ada lagi anak yang berhenti sekolah hanya karena tidak punya sepatu atau buku,” tegas Bupati Indah.
Gerakan jemput bola ini bukan hanya program pemerintah semata, tapi juga bentuk ajakan kepada masyarakat untuk bersama-sama peduli terhadap pendidikan di lingkungan sekitar.
“Ini tanggung jawab bersama. Pendidikan bukan hanya urusan sekolah, tapi masa depan Lumajang,” tuturnya.

 
 





 
  
  
  
  
 





Tinggalkan Balasan