Lumajang, – Setelah memiliki tiga cagar budaya, Kabupaten Lumajang berpeluang menambah tiga lagi. Tiga objek diduga cagar budaya (ODCB) kini tengah dikaji intensif untuk menentukan kelayakan statusnya sebagai warisan budaya resmi daerah.
Ketiga objek yang masuk proses pengkajian tersebut adalah Situs Selogending di Desa Kandangan, Kecamatan Senduro; Masjid Baitur Rohman di Desa Tukum, Kecamatan Tekung; dan Candi Kedungsari di Desa Kedungmoro, Kecamatan Kunir.
Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Lumajang, Muhammad Suhudi, mengatakan bahwa status ketiga ODCB tersebut saat ini belum dapat ditetapkan sebagai cagar budaya karena masih menunggu hasil kajian mendalam.
Baca juga: Bupati Lumajang Larang Truk Pasir Melintas Saat Jam Sekolah
“ODCB harus melalui tahapan panjang, mulai dari pengukuran, pendeskripsian objek, penyusunan sejarah, hingga pembuatan dokumen ODCB. Setelah itu baru bisa disidangkan untuk membuktikan kebenaran dan nilai sejarahnya,” jelas Suhudi, Rabu (12/11/2025).
Menurutnya, dalam proses pengkajian ini TACB melibatkan berbagai ahli dari disiplin ilmu berbeda, seperti arkeologi, geografi, dan arsitektur, untuk memastikan keaslian serta kelayakan setiap objek.
Baca juga: Jaringan Fiber Optik Pemda Lumajang Bisa Dimanfaatkan Masyarakat
Suhudi menegaskan, jika hasil kajian menunjukkan ketiganya layak, maka Lumajang akan memiliki total enam cagar budaya. Saat ini, tiga cagar budaya yang telah ditetapkan yaitu Candi Agung di Kecamatan Randuagung, Situs Biting di Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono, serta Candi Gedong Putri di Desa dan Kecamatan Candipuro.
“Kalau hasilnya memenuhi syarat, tentu ini akan menjadi tambahan kebanggaan bagi Lumajang. Tapi kita tetap menunggu hasil sidang penetapan nanti,” tambahnya.
Selain menjadi upaya pelestarian sejarah, penambahan jumlah cagar budaya juga diharapkan dapat mendorong pengembangan wisata budaya dan edukasi sejarah di Lumajang. Dengan kekayaan peninggalan masa lampau, Lumajang berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata budaya unggulan di Jawa Timur.
“Kami berharap pelestarian ini tidak hanya menjaga warisan leluhur, tapi juga membuka peluang bagi peningkatan ekonomi dan wisata budaya di daerah,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan