Saifuddin: Jangan Sampai Perwali Antigratifikasi Hanya Jadi Pajangan Regulasi - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Daerah · 4 Sep 2025 17:21 WIB ·

Saifuddin: Jangan Sampai Perwali Antigratifikasi Hanya Jadi Pajangan Regulasi


 Saifuddin: Jangan Sampai Perwali Antigratifikasi Hanya Jadi Pajangan Regulasi Perbesar

Surabaya, – Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Mohammad Saifuddin, mengingatkan Pemerintah Kota Surabaya agar tidak menjadikan Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 29 Tahun 2025 tentang Pencegahan, Pelaporan, dan Pengendalian Gratifikasi sebagai sekadar simbol formalitas di atas kertas.

Menurut Saifuddin, meski regulasi ini merupakan langkah penting dalam memperkuat upaya pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di lingkungan birokrasi, keberhasilannya tetap bergantung pada komitmen pelaksanaan di lapangan.

“Aturan ini jangan hanya jadi pajangan. Harus ada bukti nyata bahwa ini dijalankan, terutama sampai di level kelurahan. Kalau hanya jadi slogan, maka tidak akan efektif,” tegasnya saat ditemui di Surabaya, Kamis (4/9/25).

Baca juga: DLH Lumajang Tunda Penataan Taman Anak dan Parkir

Saifuddin mengapresiasi langkah awal Pemkot, seperti pemasangan spanduk, poster, dan flyer antigratifikasi di berbagai titik layanan publik. Namun ia menekankan bahwa kampanye visual semata tidak cukup bila tidak diikuti dengan pengawasan internal yang kuat dan evaluasi berkala.

“Pemasangan materi kampanye memang bagus untuk meningkatkan kesadaran, tapi tanpa pengawasan dan sanksi, itu tidak akan berdampak banyak,” ujarnya.

Baca juga: Dugaan Korupsi Sosperda DPRD Jember Masuk Babak Baru, Tersangka Segera Diumumkan

Ia menyoroti pentingnya perlindungan terhadap pelapor dugaan gratifikasi, agar masyarakat merasa aman dan berani melaporkan praktik-praktik yang mencurigakan.

“Perlindungan pelapor itu krusial. Jangan sampai warga takut untuk melapor karena khawatir akan ada tekanan atau intimidasi,” tambahnya.

Saifuddin mendorong Pemkot Surabaya agar menerapkan prinsip transparansi dalam penanganan laporan gratifikasi, termasuk membuka data ringkas tentang jumlah laporan yang masuk, proses tindak lanjut, dan hasil penyelesaiannya.

“Kalau masyarakat bisa melihat bahwa laporan benar-benar ditangani, itu akan membangun kepercayaan. Jangan sampai kesannya seperti formalitas saja,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Temuan Hidrogen Peroksida di Lokasi Pengolahan Limbah Tambang Emas Picu Kekhawatiran Warga

17 November 2025 - 16:00 WIB

Pengelolahan Tambang Emas di Lumajang Tak Kantongi Izin

17 November 2025 - 15:55 WIB

Limbah Tambang Emas Resahkan Warga Pasirian Lumajang

17 November 2025 - 15:47 WIB

Ini 9 Pelanggaran yang Diburu dalam Operasi Zebra Semeru 2025

17 November 2025 - 15:33 WIB

Angka Kemiskinan Lumajang 2025 Turun Jadi 8,60 Persen, Terendah dalam Lima Tahun

16 November 2025 - 10:04 WIB

Geobag dan Geotek Jadi Andalan di Perbaikan Darurat Tanggul Regoyo

15 November 2025 - 13:42 WIB

Trending di Daerah